Refleksi Hari Kartini: “Masih Banyak Perempuan yang Berjuang untuk Kesetaraan” 

Laura Natalia Tatiratu WK II Bidang Eksternal KOPRI INU Tasikmalaya | dokpri

Referensi –  Dalam memperingati Hari Kartini, saya ingin merefleksikan peran penting perempuan dalam masyarakat dan tantangan yang masih dihadapi perempuan. Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh perempuan Indonesia yang berjuang untuk hak-hak perempuan dan pendidikan, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang terutama seorang perempuan.

Namun, masih banyak perempuan yang berjuang untuk kesetaraan dan keadilan sampai hari ini. Dari kesenjangan ekonomi hingga kekerasan berbasis gender, perempuan masih menghadapi banyak tantangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Sebagai perempuan, saya percaya bahwa kita harus terus berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara bagi semua orang. Bukan semata-mata harus sama dengan laki-laki, bahkan jika seperti itu sudah jelas laki-laki dan perempuan itu beda dalam kodratnya, tapi yang perlu kita perjuangkan dan harus dipastikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama sebagai manusia, akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi.

Pada faktanya, tantangan ketidakadilan gender masih nyata terjadi di berbagai sektor. Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKB, Taufik Nurrohim, S.Psi, mengungkapkan bahwa data terkini menunjukkan adanya disparitas yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek, antara lain:

Pendidikan: Kurang dari 18% perempuan di pedesaan melanjutkan perguruan tinggi, sementara angka partisipasi kasar SMA/SMK perempuan hanya 82%, lebih rendah dibandingkan laki-laki yang mencapai 86%.

Ketenagakerjaan: Hanya 55% perempuan yang aktif dalam angkatan kerja, jauh di bawah angka partisipasi laki-laki yang mencapai 82%. Selain itu, sebanyak 65% perempuan bekerja di sektor informal tanpa perlindungan hukum.

Kesehatan: Angka Kematian Ibu (AKI) di pedesaan masih tinggi, yakni 150 per 100.000 kelahiran, sementara target nasional adalah 70 per 100.000.

Politik: Representasi perempuan di DPRD Jawa Barat masih rendah, yakni 22,5%, jauh dari target kuota nasional sebesar 30%.

Oleh karena itu, masih banyak sekali PR kita sebagai perempuan, dan maka dari itu kita harus terus berjuang untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap persoalan perempuan. Kita harus memastikan bahwa suara perempuan didengar dan dihargai dalam semua level pemerintahan dan masyarakat.

Dalam memperingati Hari Kartini, saya berharap kita dapat terus meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap persoalan perempuan dan berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara bagi semua orang **  Oleh: Laura Natalia Tatiratu WK II Bidang Eksternal KOPRI INU Tasikmalaya

Berita Terkait