
Tasikmalaya, Wartatasik.com – Dewasa ini, kemudahan dan kenyamanan dalam mendapatkan layanan kepesertaan menjadi prioritas bagi setiap badan, tidak terkecuali BPJS Kesehatan. Sebagai penjamin kesehatan masyarakat milik pemerintah, BPJS Kesehatan terus mengoptimalkan setiap lini layanan yang dimiliki, baik tatap muka maupun nontatap muka.
Walaupun terus menggeber penggunaan layanan nontatap muka kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), layanan tatap muka tetap terus dijaga kualitasnya. Salah satu peserta JKN yang merasa puas akan pelayanan tatap muka di Kantor Cabang Tasikmalaya adalah Hervian Ervansyah, peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).
Her menceritakan bahwa saat datang ke BPJS Kesehatan, dirinya berstatus tidak aktif. Hal ini menjadi pertanyaannya karena sebelumnya menjadi tanggungan orangtuanya.
“Melihat status tidak aktif tersebut, saya inisiatif datang ke kantor cabang untuk mencari tahu kenapa. Setelah diberikan penjelasan oleh petugas, ternyata umurnya di atas 21 tahun tidak dapat lagi ditanggung oleh orangtua,” ucap Her saat diwawancarai oleh Tim Jamkesnews pada Kamis, 25 September2025.
Dia melanjutkan, petugas dengan ramah meminta dirinya untuk mengurus surat keterangan aktif kuliah terlebih dahulu ke kampus. Setelah itu, BPJS Kesehatan baru bisa meneruskan untuk dilakukan pengaktifan kepesertaan JKN.
“Petugas juga mengatakan jika saya bisa melakukan pengaktifan secara online, baik itu di aplikasi Mobile JKN, Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA) 08118165165, dan Care Center 165,” jelas pria berusia 21 tahun tersebut.
“Petugas pun juga menjelaskan cara pendaftaran di masing-masing kanal layanan online tersebut,” sambungnya.
Her melanjutkan, setelah mendapatkan penjelasan mengenai cara pengaktifan kepesertaan JKN, dia langsung ke kampus untuk mengambil surat keterangan aktif kuliah. Tidak lama, dia melakukan pengaktifan kepesertaan kembali melalui PANDAWA.
“Caranya mudah dan adminnya juga responsif. Saya pun bisa melakukannya (pengaktifan peserta JKN) di rumah tanpa harus ke kantor cabang,” terang dia.
Saat ditanya bagaimana pelayanan di Kantor Cabang Tasikmalaya, Her menuturkan bahwa pelayanannya cepat, responsif, dan ramah. Selain itu, petugasnya juga menjelaskan prosedur pengaktifan kembali peserta JKN dengan jelas.
“Ketika saya datang, petugas dengan sigap menanyakan keperluan saya. Lalu, saya diberikan penjelasan terhadap yang saya butuhkan. Penjelasannya mudah dipahami, singkat, dan jelas,” ujarnya.
Her mengakui, dirinya tidak diberikan nomor antrean oleh petugas. Hal ini juga dia lihat ke beberapa peserta lainnya yang datang. Menurutnya, hal yang dilakukan oleh petugas ini bagus karena adanya penyaringan peserta berdasarkan kepentingannya. Hal yang rasanya bisa dibereskan tanpa harus ke frontliner, bisa dibereskan oleh petugas tersebut.
“Selain itu, pemanfaatan Anjungan Mandiri (AMAN) JKN dan petugas yang ready dengan membawa tablet mempercepat pelayanan. Peserta yang diarahkan ke AMAN JKN tidak mendapatkan nomor antrean, sedangkan yang mendapat nomor antrean dibantu oleh petugas yang membawa tablet,” beber Her.
Ketika disinggung terkait mengapa ingin melakukan pengaktifan kepesertaan JKN, dirinya menjawab bahwa kesehatan merupakan hal yang terpenting. Nikmat satu ini tidak dapat diprediksi kapan akan diambilnya sehingga dirinya harus selalu siap siaga.
“Seperti yang dijelaskan oleh petugas, saya bisa melakukan perpanjangan setiap tahunnya hingga umur 25 tahun jika masih berkuliah. Namun, jika sudah tidak kuliah lagi, saya harus pindah segmen menjadi mandiri dan menanggung sendiri biayanya,” kata dia.
Meski terkesan ribet, namun dia menyadari bahwa ini adalah prosedur yang sudah diatur dan harus dijalankan. Her pun berharap, BPJS Kesehatan dapat meningkatkan pelayanan yang masih kurang dan mempertahankan yang sudah baik.
“Alhamdulillah kesadaran akan pentingnya kesehatan ini sudah ada di diri saya. Semoga kesadaran ini juga ada di masyarakat lain yang belum menjadi peserta JKN,” pungkasnya. Red.| JamkesNews
