Antusiasme Manajemen Unsil Saat Sambut Program BPJS Kesehatan Goes to Campus

BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya menyambangi Universitas Siliwangi (Unsil) dalam rangka BPJS Kesehatan Goes to Campus | JamkesNews

Tasikmalaya, Wartatasik.com – BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya menyambangi Universitas Siliwangi (Unsil) dalam rangka BPJS Kesehatan Goes to Campus pada Jumat, 22 Agustus 2025.

Kegiatan ini merupakan langkah BPJS Kesehatan dalam menyebarluaskan informasi seputar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada masyarakat, khususnya mahasiswa/i.

Dalam kegiatan ini, Kepala Cabang Tasikmalaya Kgs Hamdani, mengungkapkan bahwa BPJS Kesehatan Goes to Campus ini merupakan rangkaian agenda memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 BPJS Kesehatan.

“Seperti tema (HUT ke-57 BPJS Kesehatan) yang diangkat, JKN Milik Bersama Mewujudkan Indonesia Semakin Sehat. Diharapkan semakin banyak masyarakat yang semakin teredukasi akan pentingnya Program JKN,” ungkap Kgs Hamdani.

Pria yang kerap disapa Dani itu menerangkan, mahasiswa/i adalah agent of change (agen perubahan). Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa/i yang mendapatkan pemahaman perihal Program JKN dapat menyebarluaskannya kepada lingkungan sekitar.

Kemudian, Dani juga membeberkan bahwa jumlah kepesertaan JKN hingga akhir tahun 2024 tercatat 278 juta jiwa atau 98,45 persen. Angka ini menjadikan Program JKN sebagai salah satu skema perlindungan kesehatan terbesar di dunia.

“Lebih dari 23 ribu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3 ribu Fasilitas Kesehatan Rujukan Tindak Lanjut (FKRTL) pada tahun 2024 menjadi mitra kami dalam memberikan jaminan kesehatan kepada peserta JKN,” bebernya.

Sebagai program perlindungan kesehatan yang berbasis gotong royong, Kepala Cabang Tasikmalaya itu juga menekankan pentingnya peran peserta JKN. Pada tahun 2024, BPJS Kesehatan harus menanggung pembiayaan kesehatan sebesar Rp175,07 triliun.

“Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya. Salah satu pengobatan terbesar yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan adalah penyakit jantung. Biaya operasi jantung untuk satu orang sekitar Rp130 juta atau sekitar 3.095 orang yang menanggung,” jelas dia.

Lalu, pria asal Palembang itu juga menjelaskan, BPJS Kesehatan terus berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat. Hadirnya Mobile JKN, Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA) dan Call Center 165 membuat masyarakat semakin praktis karena bisa menyelesaikan semua masalahnya hanya melalui handphone.

“Mobile JKN, PANDAWA, dan Call Center 165 bisa membantu peserta JKN dalam hal administrasi, registrasi, dan pengaduan. Jadi, masyarakat dapat melakukan aktivitas lainnya dalam waktu yang bersamaan,” terangnya.

“Selain itu, kami juga ada BPJS Siap Membantu (Satu) yang tersebar di fasilitas kesehatan (Faskes) mitra kami guna menangani keluhan peserta,” tambah Dani.

Saat sesi tanya jawab, ada 5 mahasiswa dan mahasiswi yang memberikan pertanyaan kritis kepada BPJS Kesehatan. Pertanyaan tersebut mulai dari tidak aktifnya kepesertaan JKN yang ditanggung oleh Pemerintah Daerah (Pemda), alur pelayanan kesehatan pada faskes, dan pending claim yang terjadi di salah satu rumah sakit (RS) di Kota Tasikmalaya.

“Peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (BPI) Pemda yang kini tidak aktif lagi, silakan melakukan konfirmasi kepada Dinas Sosial (Dinsos) setempat. Jadi, masyarakat yang berhak menjadi peserta JKN PBI Pemda itu ditentukan oleh Dinsos. Kami hanya menerima data dari instansi terkait,” ujar Dani.

Lanjut Dani, untuk alur pelayanan kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan haruslah dari FKTP. Jika memang perlu dirujuk, maka dokter akan memberikan surat rujukan ke FKRTL.

“Jika peserta JKN tidak mengikuti alur yang telah ditetapkan, maka tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan dihitung menjadi peserta mandiri,” tegasnya.

Menyangkut klaim pending, dia menegaskan jika hal tersebut sudah dibereskan. Dani mengatakan, klaim pending terjadi ketika faskes mitra belum memenuhi persyaratan administrasi yang sudah ditetapkan.

“Klaim pending ini tidak terjadi setiap saat, melainkan kasuistik. BPJS Kesehatan wajib melakukan pembayaran maksimal 15 hari kepada faskes setelah berkas diverifikasi dan dinyatakan lengkap,” kata Dani.

Maka dari itu, Dani berharap agar pengetahuan yang diperoleh pada hari ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga semua masyarakat Indonesia mendapatkan perlindungan kesehatan melalui Program JKN.

“Kesehatan itu tidak seperti pendidikan yang bisa diprediksi. Oleh karena itu, lebih baik kita mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu memerlukan pelayanan kesehatan. Tapi, tentunya kita berharap agar kita selalu tetap sehat,” tutupnya.

Di lokasi yang sama, Kepala Program Studi (Kaprodi) Manajemen Unsil, R. Lucky Radi Rinandiyana, menyambut baik kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus ini. Menurutnya, kegiatan ini memberikan dampak positif terhadap pandangan masyarakat, terutama mahasiswa/i.

“Dalam manajeme risiko, kita belajar mengenai mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan. Sehat dan sakit adalah hal yang bisa diantisipasi. Bagaimana caranya? Ya, dengan asuransi kesehatan dan salah satunya adalah BPJS Kesehatan,” ucap pria yang kerap disapa Lucky tersebut.

Lucky meneruskan, keberadaan BPJS Kesehatan sudah memberikan dampak positif kepada masyarakat Indonesia. Meski masih ada masyarakat yang skeptis dengan Program JKN, tapi masih lebih banyak lagi masyarakat yang merasa terbantu.

“Kita harus mendukung program ini karena lebih banyak dampak positifnya kepada masyarakat. Jadi, teruslah berjalan dan fokus pada tujuan untuk memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas dia. Jamkesnews | Red

Berita Terkait