6,939 total views

Banjar, Wartatasik.com – Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia ke-XXV, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy menyelenggarakan kegiatan Saresehan Peduli Sungai Citanduy. Acara digelar di Gedung Islamic Centre Kota Banjar, Selasa (04/04), yang dihadiri para pengiat dan komunitas peduli air sungai dan lingkungan dari Kota dan Kab. Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota. Banjar serta Kab. Pangandaran.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala BBWS Citanduy Ir. Danang Baskoro,SP.i. Saat membuka acara, Danang mengatakan, air yang mengalir di aliran sungai merupakan sumber penghidupan bagi manusia juga sebagai peningkatan ekonomi. ”Masyarakat di sekitar sungai, komunitas serta pemerintah terkait, supaya membangun kepedulian bersama untuk menjaga air, karena begitu penting air bagi kehidupan kita,’’ ungkapnya.
Ia menambahkan, BBWS Citanduy yang memiliki tugas melakukan konservasi sumber daya air, pendayagunaan air serta pengendalian sumber daya air dengan tujuan untuk bisa dimanfaatkan dan dipergunakan untuk kepentingan dan kehidupan masyarakat. ”Kita mengajak masyarakat serta para komunitas peduli air sungai agar benar-benar menjaga sumber air supaya tidak tercemar sehingga layak digunakan untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Kegiatan Saresehan Peduli Sungai, terang Ia, merupakan upaya untuk membuka wawasan dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan dan menjaga sumber daya air. ”Kita harapkan masyarakat memiliki kepedulian yang tinggi dalam menjaga dan merawat air sungai agar tidak terkena limbah yang mencemari sumber air. Air kita Muliakan, Sungai Kita Lestarikan, Komunitas Kita Berdayakan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Sungai Citanduy, H. Dadan Sukandar Wiradisastra menyampaikan, Saresehan sebagai wadah untuk mendapatkan masukan, saran dan pendapat untuk bisa saling bersinergis dengan stakeholder. ”Komunitas merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi dalam menjaga dan melestarikan sumber air, sehingga menjadi sumber penghidupan masyarakat,” papar Ia.
Ia menuturkan, komunitas-komunitas yang ada terbentuk dalam kontek bagaimana menjaga kelestarian sungai dengan memanfaatkan tenaga relawan dan kelompok masyasrakat yang berada di sekitar wilayah sungai tersebut. ”Komunitas yang telah terbentuk di berbagai daerah, bisa memberikan manfaat terhadap keberlangsungan dan kelestarian air, dan mampu mengajak elemen masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian air di sungai,” ujarnya.
Menurutnya, Saresehan bisa menciptakan sinergi program dalam kontek penanganan sungai. ”Terbentuknya forum atau komunitas, karena selama ini banyak sungai yang kritis dan rusak tidak terawat. Kehadiran kita untuk membantu pemerintah dalam menjaga dan membersihkan daerah sungai. Intinya, komunitas ini bisa menjadi sarana untuk kepedulian terhadap daerah aliran sungai,” tandasnya.
Laporan: Seda