
Kabupaten, Wartatasik.com – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meneguhkan kembali komitmennya dalam upaya menciptakan generasi unggul.
Hal ini ditandai dengan digelarnya Rapat Evaluasi Program Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2025.
Rapat strategis yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi, ini berlangsung di Aula Kecamatan Ciawi pada Jumat 21 November 2025.
Evaluasi ini menjadi krusial mengingat target nasional penurunan stunting yang harus dicapai. Wakil Bupati Tasikmalaya menekankan bahwa angka stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga indikator kualitas masa depan sumber daya manusia (SDM) daerah.
Dalam arahannya, Wakil Bupati Asep Sopari Al Ayubi menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting mustahil dilakukan tanpa adanya kerja sama lintas sektor yang solid.
“Penanganan stunting adalah pekerjaan kolektif, bukan hanya tugas Dinas Kesehatan. Kita memerlukan komitmen bersama dari semua elemen, mulai dari Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, hingga TP-PKK. Program harus berjalan efektif dan tepat sasaran di setiap desa,” ujar Wakil Asep Sopari.
Menurutnya, intervensi pencegahan stunting harus dilakukan secara terpadu, mencakup aspek gizi spesifik (kesehatan ibu dan anak) dan gizi sensitif (ketersediaan air bersih dan sanitasi layak).
Rapat evaluasi tersebut membahas tuntas capaian program yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2025, termasuk keberhasilan intervensi pemberian makanan tambahan dan sosialisasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Sejumlah kendala lapangan yang diidentifikasi, seperti masalah akurasi data sasaran hingga tantangan mobilisasi di wilayah geografis yang sulit, juga dibahas untuk segera dicarikan solusinya.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya berkomitmen memperkuat langkah strategis untuk sisa tahun 2025.
Pertama dengan peningkatan edukasi masyarakat melalui posyandu dan media center desa, edukasi tentang gizi seimbang, pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin (ANC), dan ASI eksklusif akan diintensifkan.
Kedua dengan peningkatan kualitas layanan yakni memastikan ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang mumpuni di Puskesmas hingga tingkat desa, khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.
Dan ketiga dengan pemantauan data berkelanjutan menggunakan teknologi untuk pemutakhiran data secara real-time guna memastikan intervensi gizi diarahkan pada keluarga yang paling membutuhkan.
Dengan adanya evaluasi berkala dan perkuatan strategi ini, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meneguhkan tekad untuk mewujudkan penurunan angka stunting yang signifikan.
“Kita ingin anak-anak Tasikmalaya tumbuh optimal, cerdas, dan sehat, siap bersaing di masa depan. Upaya pencegahan stunting adalah investasi paling berharga untuk kemajuan daerah ini,” tutup Wakil Bupati.
Kab – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meneguhkan kembali komitmennya dalam upaya menciptakan generasi unggul. Hal ini ditandai dengan digelarnya Rapat Evaluasi Program Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2025.
Rapat strategis yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi, ini berlangsung di Aula Kecamatan Ciawi pada Jumat 21 November 2025.
Evaluasi ini menjadi krusial mengingat target nasional penurunan stunting yang harus dicapai. Wakil Bupati Tasikmalaya menekankan bahwa angka stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga indikator kualitas masa depan sumber daya manusia (SDM) daerah.
Dalam arahannya, Wakil Bupati Asep Sopari Al Ayubi menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting mustahil dilakukan tanpa adanya kerja sama lintas sektor yang solid.
“Penanganan stunting adalah pekerjaan kolektif, bukan hanya tugas Dinas Kesehatan. Kita memerlukan komitmen bersama dari semua elemen, mulai dari Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, hingga TP-PKK. Program harus berjalan efektif dan tepat sasaran di setiap desa,” ujar Wakil Asep Sopari.
Menurutnya, intervensi pencegahan stunting harus dilakukan secara terpadu, mencakup aspek gizi spesifik (kesehatan ibu dan anak) dan gizi sensitif (ketersediaan air bersih dan sanitasi layak).
Rapat evaluasi tersebut membahas tuntas capaian program yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2025, termasuk keberhasilan intervensi pemberian makanan tambahan dan sosialisasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Sejumlah kendala lapangan yang diidentifikasi, seperti masalah akurasi data sasaran hingga tantangan mobilisasi di wilayah geografis yang sulit, juga dibahas untuk segera dicarikan solusinya.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya berkomitmen memperkuat langkah strategis untuk sisa tahun 2025.
Pertama dengan peningkatan edukasi masyarakat melalui posyandu dan media center desa, edukasi tentang gizi seimbang, pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin (ANC), dan ASI eksklusif akan diintensifkan.
Kedua dengan peningkatan kualitas layanan yakni memastikan ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang mumpuni di Puskesmas hingga tingkat desa, khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.
Dan ketiga dengan pemantauan data berkelanjutan menggunakan teknologi untuk pemutakhiran data secara real-time guna memastikan intervensi gizi diarahkan pada keluarga yang paling membutuhkan.
Dengan adanya evaluasi berkala dan perkuatan strategi ini, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meneguhkan tekad untuk mewujudkan penurunan angka stunting yang signifikan.
“Kita ingin anak-anak Tasikmalaya tumbuh optimal, cerdas, dan sehat, siap bersaing di masa depan. Upaya pencegahan stunting adalah investasi paling berharga untuk kemajuan daerah ini,” tutup Wakil Bupati. Ndhie
