
Kota, Wartatasik.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) datangi Bale Kota Tasikmalaya soroti kinerja 100 hari kepemimpinan Wali kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfaridzi Ramadhan dan Diky Chandra.
Masa yang kurang lebih 100 orang, diterima langsung di Lapangan Upacara Kantor Bale Kota Tasikmalaya oleh Viman dan Diky dengan didampingi sejumlah Kepala Dinas Kota Tasikmalaya.
Massa aksi tersebut mempertanyakan dan mengevaluasi sejauh mana kinerja dinas-dinas, dan mepertanyakan rencana rotasi dan mutasi jabatan, dan juga menyinggung beberapa isu-isu yang terjadi di Kota Tasikmalaya.
Salah-satu mahasiswa HMI, Erik Rozabi menyebutkan beberapa poin yang menjadi focus utama pada acara audiensi tersebut yaitu, Pendidikan, Rotasi dan Mutasi jabatan, serta masalah kemiskinan.
“Terkait Pendidikan masih banyaknya kesenjangan yang terjadi di Kota Tasikmalaya, sebagai contoh salah satu SD yang ada di Kecamatan Tamansari dimana letak SD tersebut hanya sekitar 200 meter dari TPA Ciangir. Siswa disana dirasa tidak akan konsentrasi belajar karena bau yang masuk ke ruang kelas,” tuturnya.
Lanjut Erik “Lucunya, Pemkot tidak bisa merealisasikan saran dari kami yang meminta sekolah tersebut dipindahkan dengan berbagai alasan dan malah menawarkan untuk dibangunkan benteng yang tinggi untuk meminimalisir bau tersebut,” tambahnya.
Kemudian untuk masalah Rotasi dan Mutasi jabatan, HMI meminta untuk tidak dicampuri unsur politis dalam perencanaan tersebut.
“Lalu terkait kemiskinan kami meminta agar segera diselesaikan dengan Solusi yang kongkrit. Karena terkait masalah kemiskinan ini hanya Pemkot yang tahu akan solusinya dan kita menunggu gebrakan dari Viaman-Dicky untuk bisa menyelesaikan itu semua,” ujarnya Erik.
Erik berharap kepemimpinhan Viman-Diky bisa lebih baik, konsisten, komitmen dan tanggung jawab dalam ucapan dan realisasi di lapangan.
“Selain itu, komunikasi juga harus harmonis dan terbangun chemistry yang bagus, Karena kalau saya amati akhir-akhir ini banyak miss komunikasi antar OPD di lingkungan pemkot sehingga banyak kebijakan yang dirasa kurang pas,” jelasnya.
Sementara itu, Deden Faiz salah satu aktivis PMII menanyakan hasil evaluasi wali kota kepada para Kepala Dinasnya.
“Pak Wali bilang bahwa sudah lakukan evaluasi tapi tidak bisa menunjukan hasilnya kan agak aneh juga. Kalau hanya mencatat dan mendata itu kita juga bisa. Seharusnya ada langkah kongkrit yang sudah dilaksanakan,”
Dirinya juga menekankan terkait TPA Ciangir yang memiliki banyak masalah agar segera diselesaikan dengan baik.
“Mulai dari limbah dan volume yang makin menggunung seharusnya ini ada atensi lebih dari Walikota. Namun, hingga kini belum ada tinakan yang solutif dari beliau,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfaridzi Ramadhan menjawab pertanyaan terkait Rotasi dan Mutasi jabatan yang menyebutkan bahwa masih sedang menunggu arahan Mendagri.
“Karena Rotasi dan Mutasi itu bisa dilakukan Ketika masa jabatan sudah mencapai waktu 6 Bulan. Meski begitu kita sudah siapkan draft nya seperti apa dan itu sudah kami sesuaikan dngan hasil evaluasi kinerja para pejabat itu sendiri,” ucapnya
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Rd. Diky Chandra menyebutkan bahwa Program Viman-Dicky akan bisa dirasakan di tahun 2026.
“Pasalnya, tahun ini kami masih dalam tahap perencanaan. Tentu untuk proses eksekusinya ada di tahun depan dan itu akan kami realisasikan secara bertahap. Untuk tahun ini kami hanya menjalankan apa yang sudah direncanakan tahun lalu,” pungkasnya. MF