Hasil Kontestasi Pilbup Tasik Kemarin, Tatang: Bagai Panggang Jauh dari Api

Kota, Wartatasik.com – Satu lagi, hasil dari kontestasi politik kemarin (Bupati/Wakil Bupati Tasikmalaya) merupakan sebuah peristiwa luar biasa, yaitu proses belajar yang dibangun atas dasar penyatuan kehendak di masyarakat untuk mengusung pemimpinnya. Menurut Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat, intinya keinginan menuju kesempurnaan tatanan masyarakat lewat kenyataan adanya pemimpin sebagai pembuat kebijakan, demi kepentinga rakyat dan atas nama keharmonisasian kehidupan bermasyarakat. Ia menyebut, hakekatnya, mengungkap kehendak-kehendak, kepada ke-khusuan untuk membangun peradaban dan kesempurnaan di masyarakat yang berbudaya serta bermartabat. “Satu sisi Bupati dan wakil bupati sebagai alat penyadaran bahwa nilai sebuah peristiwa…

Soal Penataan Cihideung, Tatang Pahat: Jangan Setengah Hati 

Kota, Wartatasik.com – Sejatinya jika persoalan Cihideung di kembalikan kepada marwahnya yaitu Cihideung sebagia kebanggaan Kota Tasikmalaya. Hal itu dikatakan Pengamat Sosial dan Pemerhati Budaya Kota Tasikmalaya Tatang Pahat menyikapi rencana Pemkot untuk penataan PKL di Cihideung. Tatang mengaku masih ingat jika dulu ketika pergi ke pusat kota Tasikmalaya namun tidak sempat singgah atau mengunjungi Cihideung rasa rasanya belum sempurna. “Seperti halnya kalau kita pergi ke Jogyakarta, tidak sempat berkunjung ke Malioboro perasaan belum sempurna ke berkunjung ke Jogyakarta,” ungkap Tatang, Jumat (11/06/2021). Kejadian itu terangnya, pernah terjadi di Tasikmalaya,…

Tak Berbanding Lurus, Tatang: Jl KHZ Musthofa Saat ini Cermin Ketidaktegasan Pemerintah

Intinya untuk sebuah peringatan atau penghargaan kepada salah satu tokoh besar yang berjasa buat bangsa dan negara maka di buatlah jalan tersebut,” ujar Tatang… Kota, Wartatasik.com – Kesemerawutan penataan Kota Tasikamalaya khususnya di jalan H.Z Musthofa dan di tempat lain termasuk jalan jalan terusan, mencerminkan ketidaktegasan atau mandulnya Pemkot. Hal itu menjadi biang ketidakyamanan dan kemacetan tinggi akibat dari beralihnya pungsi trotoar jalan yang di sulap jadi lahan parkir, termasuk pedagang kaki lima, plus pedagang kambuhan pada waktu waktu tertentu (menjelang hari raya misalnya). Seniman Kota Tasikmalaya Tatang Pahat menyebut,…

Ambiguitas Pemerintahan Tasikmalaya, Tatang: Waktunya Ketahanan Budaya di kedepankan

Kota, Wartatasik.com – Dalam era yang serba komputerisasi dan digitalisasi, sampai merangseg ke zona pribadi dan sedikit besarnya telah berpengaruh pada semua tatanan di masyarakat. Akibatnya kekuatan ini, berefek pada kekeringan makna akan “tata nilai”, padahal hakekatnya Tasikmalaya secara demografinya tergolong daerah agraris, artinya secara ekonomi masyarakat Tasikmalaya bertumpu pada pertanian. Menyoal itu Praktisi Seni dan pemerhati Budaya Tasikmalaya Tatang Pahat menyebut, sudah selayaknya keberpihakan pengemban kebijakan yang akan datang melirik hal tersebut. Menurutnya, sudah waktunya ketahanan budaya ini di kedepankan, bukan budaya secara global dalam arti sempit. Karena kalau…

Kritisi Hakekat Dewan, Tatang Pahat: Jauh Panggang dari Api

Kab, Wartatasik.com – Satu lagi, hasil dari kontestasi politik kemarin (anggota dewan, red) merupakan sebuah peristiwa luar biasa yaitu proses belajar yang dibangun atas dasar penyatuan kehendak di masyarakat untuk mengusung salah satu wakil masyarakat. Hal tersebut dibeberkan Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat. Menurutnya, inti keinginan menuju kesempurnaan tatanan masyarakat lewat kenyataan sebagai pembuat perundang undangan demi dan atas nama keharmonisasian kehidupan bermasyarakat. “Hakekatnya, mengungkap kehendak-kehendak, kepada kekhusuan untuk membangun peradaban dan kesempurnaan di masyarakat yang berbudaya serta bermartabat,” ungkapnya, Senin (14/09/2020). Lanjut Tatang, satu sisi hakekat wakil rakyat (anggota dewan)…

Kritisi Peran Disporabudpar Kota Tasik, Tatang: Tak Seirama dengan Para Budayawan

Kota, Wartatasik.com – Tokoh budayawan Tatang Pahat kritisi eksistensi Disporabudpar Kota Tasikmalaya, ironisnya selama ini instansi tersebut dinilai tak seirama dengan para komunitas atau kelompok budaya seni. Menurut Tatang, persoalan ini bukan rahasia lagi bahwa Dinas Kebudayaan malah bersaing dengan kelompok kesenian yang berkembang di masyarakatnya. Jadi kata ia, wajar saja kesan yang muncul bahwa Dinas Kebudayaan seolah olah bersaing dengan kelompok-kelompok tadi, padahal sejatinya Dinas Kebudayaan harus jadi bapak angkat. “Realitas di lapangan sebaliknya Dinas kebudayaan malah menjadi pesaing (lebih kepada musuh) dalam merealisasikan programnya. Inilah yang menjadi soal…