1,902 total views

Nasional, Wartatasik.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat ada 30.000 sekolah di Indonesia yang berada di kawasan rawan bencana alam. Sekolah-sekolah tersebut akan mendapat prioritas pembekalan mitigasi bencana dari Kemendikbud. Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi usai menutup Konferensi Nasional Pendidikan Bencana di Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/8/2017).
“Kemendikbud sudah mengidentifikasi sekolah-sekolah yang berada di radius bencana. Dan itu, saya nilai yang difokuskan. Bagaimana menyiapkan guru, siswa, sekolah yang siap-siap untuk menghadapi risiko bencana,” ujar Muhadjir. Menurut dia, sekolah-sekolah tersebut terdiri dari jenjang terendah hingga sekolah menengah atas yang sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian timur. Untuk itu sebut Muhadjir, tema bencana penting disampaikan kepada para siswa dan guru melalui program-program ekstrakulikuler di sekolah.
[sc name=”iklanadsense2″]
“Tema kebencanaan tidak harus jadi mata pelajaran, tapi bisa melalui program ekstrakulikuler. Ini menjadi bagian penguatan karakter, termasuk karakter suka tolong menolong, gotong royong, kemandirian dan seterusnya. Jadi nantinya bisa dikaitkan dengan pendidikan karakter yang sekarang sedang kita godok,” ucapnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menambahkan, bencana alam adalah ancaman yang bisa terjadi kapan dan di mana saja. Oleh karena itu harus ada komitmen yang kuat, serta kewaspadaan yang tinggi agar dampak bencana bagi dapat dikurangi. Pengetahuan penanggulangan bencana tersebut juga perlu diberikan kepada masyarakat dan relawan sekitar sekolah, tidak hanya siswa dan guru semata.
“Sebetulnya bencana di Indonesia sudah harus menjadi program prioritas dan semua fasilitas dan infrastuktur seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan (mitigasi) bencana,” sebutnya. Muhadjir menyebutkan, sekolah-sekolah di Indonesia semestinya dibangun dengan standar yang tahan bencana, terutama bencana gempa bumi. Namun pembangunan juga disesuaikan dengan karakter di setiap wilayah serta kajian para ahli.
“Di masing-masing daerah kan ada ukurannya berapa? Daya berapa Skala Richter? Termasuk longsor dan banjir sudah kita hitung. Untuk pembangunan sekolah-sekolah baru,” ujarnya. kompas.com | Wartatasik.com