
Referensi – Di tengah pesatnya kemajuan teknologi digital, kesadaran akan pentingnya perlindungan data pribadi semakin menjadi fokus utama, terutama bagi generasi muda. Sejumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi juga menyelenggarakan Edukasi Internet dan Keamanan Online di SMK Negeri 2 Tasikmalaya pada Rabu, 28 November 2025, pukul 10.40 WIB.
Dua mahasiswa pemateri, Claudya Putri Anastasya dan Tristan Insan Kamil, memberikan edukasi bertema “Keamanan Online pada Siswa SMK: Upaya Melindungi Data Pribadi di Era Digital” kepada siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) 2 SMK Negeri 2 Tasikmalaya.
Kegiatan yang berlangsung di ruang kelas X TKJ 2 ini mendapat dukungan penuh dari guru pendamping, Nurul Sakinah, yang menilai bahwa pemahaman mengenai keamanan siber sangat relevan bagi siswa yang setiap hari berinteraksi dengan teknologi. Antusiasme siswa terlihat dari banyaknya pertanyaan serta diskusi mengenai berbagai ancaman digital yang sering dialami remaja.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pemenuhan tugas mata kuliah Literasi Teknologi dan Informasi sekaligus sebagai wujud nyata kontribusi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam meningkatkan literasi digital di kalangan pelajar.
Dalam pemaparannya, para pemateri menjelaskan konsep dasar keamanan siber (cybersecurity) sebagai serangkaian proses, teknologi, dan praktik untuk melindungi perangkat, jaringan, serta data dari berbagai serangan digital. Mereka menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data sebagai pilar utama keamanan informasi.
Siswa juga diperkenalkan pada konsep data pribadi, mulai dari nama lengkap, alamat, NIK, foto diri, nomor telepon, kata sandi, hingga kode OTP. Dijelaskan bahwa seluruh informasi ini harus dijaga dengan baik karena penyebarannya dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk tindakan kriminal.
Materi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang ancaman siber yang umumnya dihadapi oleh pelajar. Contoh kasus nyata disajikan agar siswa dapat lebih memahami risiko kebocoran data, seperti peretasan akun media sosial, pencurian identitas untuk pinjaman online, penyalahgunaan foto untuk penipuan, hingga modus impersonasi di mana pelaku berpura-pura menjadi korban untuk menipu teman atau keluarga. Dengan pemahaman ini, siswa diajak untuk menyadari bahwa ancaman digital sangat dekat dengan kehidupan mereka dan dapat terjadi kapan saja.
Bagian materi yang paling menarik perhatian siswa adalah penjelasan mengenai phishing, yaitu upaya penipuan yang dilakukan melalui tautan palsu, email, atau pesan yang meniru lembaga resmi. Pemateri menjelaskan ciri-cirinya, seperti permintaan data pribadi atau OTP, adanya tautan mencurigakan, kesalahan ejaan yang mencolok, hingga ancaman palsu seperti “akun akan diblokir”.
Siswa juga diberikan strategi pencegahan seperti tidak mengklik tautan sembarangan, memeriksa URL situs sebelum melakukan login, memverifikasi identitas pengirim, serta melaporkan pesan yang mencurigakan.
Selain itu, siswa dibimbing untuk membuat kata sandi yang kuat dengan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Pemateri menekankan pentingnya memiliki password yang berbeda untuk setiap akun serta mengaktifkan two-factor authentication (2FA). Untuk memudahkan, siswa dikenalkan dengan konsep passphrase, seperti contoh “S3nangB314j4rDis3n1n!”, yang mudah diingat namun tetap aman.

Materi juga mencakup etika digital serta keamanan saat menggunakan Wi-Fi publik. Siswa diingatkan untuk tidak menyebarkan berita palsu, menghormati privasi orang lain, dan tidak membagikan informasi tanpa izin. Mereka juga diberikan pemahaman tentang bahaya login ke akun penting melalui Wi-Fi publik, pentingnya mematikan fitur auto-connect, rutin memperbarui perangkat, menggunakan antivirus, serta selalu mengunci layar ponsel atau laptop.
Guru pendamping, Nurul Sakinah, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan pemahaman praktis bagi siswa TKJ yang sering menggunakan internet untuk belajar maupun hiburan. Ia berharap edukasi ini dapat membentuk kebiasaan aman sejak dini. Para siswa pun mengungkapkan bahwa mereka baru menyadari betapa besar risiko dari kebiasaan sederhana seperti mengklik link sembarangan atau membagikan data tanpa berpikir panjang.
Pada akhirnya, kegiatan ini menjadi bukti bahwa upaya meningkatkan literasi digital tidak hanya dapat dilakukan oleh lembaga resmi, tetapi juga dapat digerakkan oleh mahasiswa melalui kegiatan edukatif di sekolah. Dengan pembekalan mengenai keamanan siber ini, siswa SMK Negeri 2 Tasikmalaya diharapkan mampu menjadi pengguna internet yang lebih cerdas, kritis, dan aman dalam menghadapi tantangan dunia digital yang semakin kompleks. **
Penulis: Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Unsil
- Claudya Putri Anastasya
- Ardi Manggala Nasihin
- Tirta Putera Nugraha
- Zain Fauzi
- Tiara Chandra Putri
- Intan Nuraeni
- Elizabeth Sihombing
- Tristan Insan Kamil
