Angkat Anak Jalanan Jadi Santrinya, Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Ihsan: Kami Berdayakan agar Mandiri

Angkat Anak Jalanan Jadi Santrinya, Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Ihsan: Kami Berdayakan agar Mandiri | MF

Kota, Wartatasik.com – Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Ihsan merupakan Ponpwa yang mengedepankan kemanusian.

Hal itu di buktikan dengan adanya program “Segera” (Selamatkan Generasi Anak Bangsa). Program tersebut di tujukan untuk anak-anak jalanan yang putus sekolah atau untuk anak yang mendapat diskrimasi.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Ihsan, Ustad Muhammad Jaeni Nur Jamil menuturkan bahwa program tersebut tidak di pungut biaya sama sekali (Gratis).

“Agar orang-orang di sana yang belum tersentuh pendidikannya bisa kita rangkul,” tuturnya saat di temui tim Wartatasik.com di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Ihsan yang beralamat di JL. Cilendek, Kecamatan Cibeureum, Selasa (19/12/2023).

Dirinya menuturkan bahwa di Pesantren ini, para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, melainkan diajarkan juga untuk berwirausaha.

“Karena tujuan kita bukan cuma hanya mencetak santri kita untuk menjadi kiayi ataupun ulama, melainkan kita ingin santri-santri kita bisa hidup mandiri dengan skill-nya masing-masing yang tentunya dibarengi dengan ilmu agama,” imbuhnya.

Lanjut Ust. Jaeni “Oleh karena itu kita juga latih life skill nya di sini, ada yang bertani, berdagang, produksi makanan, pengobatan tradisional, berternak, dan lain-lain,” tambahnya.

Dirinya menuturkan bahwa untuk saat ini santri di Pesantren Nurul Ihsan dibatasi hanya sampai 40 orang saja. dikarenakan kemampuannya hingga saat ini baru sebanyak itu, “Di pesantren kita kan gratis jaid, untuk memenuhi kebutuhan maupun operasional pesantren, kita hanya mengandalkan dari hasil pemberdayaan para santri,” tuturnya.

Ditambahkannya lagi, pihaknya belum memiliki sekolah yang formal, “Karena kita baru berdiri di tahun 2020. Jadi kita harus menginduk dan memasukan santri-santri yang mondok ini ke sekolah formal yang ada di sekitar pesantren, jadi banyak yang harus dipertimbangkan,” tambahnya.

Namun dirinya menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah santri yang ada, “Apabila hasil pemberdayaan para santri ini semakin meningkat, atau bahkan ada bantuan dari pihak lain dan sekiranya kita sanggup untuk menambah santri lagi,” tegasnya.

Dalam pantauan crew Wartatasik.com, beragam produk hasil karya para santri ini sangatlah menarik.

“Kami sebutnya dapur ummat, tempat produksi tempe, Lesgo (Lele Siap Goreng) itu adalah ikan lele yang sudah kita bumbui yang di masukan ke pouch dan konsumen hanya tinggal menggoreng saja,” jelasnya.

Lalu katanya, ada Krisis (Kripik Singkong Santri) kenapa dinamai krisis? Idenya karena awal mula pembuatannya pada waktu ada wabah covid, “Terus ada Bagors (Bawang Goreng Santri). Hasil produksi kita semua itu bahan bakunya murni dari pertanian kita sendiri,” beber Ust. Jaeni.

Ia berharap kedepan Pesantren ini bisa mendirikan sekolah yang formal agar santri-santri di sini bisa jauh lebih effisien dalam belajar. MF.

Berita Terkait