Bantu Dongkrak Ekonomi Lokal, Katar Tamansari Sukses Budidaya DOC dan Maggot

Bantu Dongkrak Ekonomi Lokal, Katar Tamansari Sukses Budidaya DOC dan Maggot | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Karang Taruna Tamansari mulai menggagas budidaya maggot pada bulan Agustus lalu dan berikutnya ingin menciptakan integrasi jadi mencoba memelihara DOC (Day Old Chicks) anak ayam kampung sebanyak 100 ekor.

Budidaya maggot terintegrasi dengan budidaya ayam kampung semoga menjadi pilot project untuk daerah lain karena setelah di hitung dengan kalkulasi berkaitan dengan usaha provitnya luar biasa.

Hal itu dikatakan Ketua Karang Taruna Kecamatan Tamansari, H. Wahid S.Pd., saat ditemui wartatasik.com seusai Panen Raya Ayam kampung hasil pakan dari bio konversi sampah organik di Kp Selaawi, Kelurahan Mugarsari Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Sabtu (04/03/2023).

“Kita sudah menghitung modal awal DOC untuk 100 ayam Rp 800 ribu, habis pakan 100 kg dengan harga perkilonya Rp. 7 ribu jadi Rp. 700 ribu,” ucapnya.

Sementara lanjut Wahid dari hasil panen ini rata rata ada yang 1 kg hingga 1,5 kg, “Kalau misalnya sekarang ayam perkilonya 32 ribu berarti keuntungan setengahnya,” jelasnya.

Menurutnya, terlebih mengahadapi hari raya Idul Fitri harganya dari sekarang sudah mulai naik dari modal Rp. 1,5 juta menghasilkan 3 jutaan, “Jadi provitnya setengah dalam kurun waktu 2 bulan,” ungkapnya.

“5o persen tetap diperuntukan pakan kemudian 50 persennya dari hasil budidaya maggot. Sirkulasinya sudah kelihatan bagaimana maggot memakan kotoran ayam begitupun sebaliknya maggot jadi pakan ayam,” ucap politisi PKB tersebut.

Wahid menerangkan bahwa pihaknya mencoba menjual keluar dan tengkulaknya memang sudah siap yang menerima hasil dari budidaya ternak ayam ini.

“Karena ini bagian dari percontohan, berharap masing-masing daerah dikembangkan seperti ini, apalagi Pj Wali Kota program utamanya adalah menurunkan angka kemiskinan dan penanganan sampah,” ucap Anggota DPRD Komisi III Kota Tasikmalaya ini.

Ia mengatakan bahwa kalau program ini bisa dilaksanakan di berbagai daerah kegiatan seperti ini akan menjadi solusi untuk dua permasalahan ini.

Dirinya pun berharap semoga program ini diadopsi oleh pemerintah kota dan semoga program ini diberikan kepada masyarakat miskin supaya mengurangi angka kemiskinan tadi, supaya mereka (orang miskin red) bisa budidaya ayam dan maggot.

Menurutnya lagi, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial dan Dinas pertanian mulai ada titik terang bagaimana konsep pemerintah kota kedepan mengurangi sampah dan mengentaskan kemiskinan, “Mudah-mudahan ini salah satu solusi,” ucapnya.

“Walaupun, budidaya ini tidak keseluruhan masyarakat memiliki lahan atau seperti rumah-rumah bedeng yang notabene harus ada ruang dan lokasi untuk pembudidayaan. Kalau masyarakat Tamansari pasti bisa karena warganya rata rata mempunyai lahan di belakang rumah,” jelasnya.

“Karena ini akan jadi income perbulan dan dipastikan penghasilan perkapitalnya bisa semakin meningkat,” tandasnya.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Drs H Deni Diyana M.Si., menyambut baik inisiatif kegiatan Katar Tamansari ini mengataka bahwa ini murni swadaya masyarakat yang didukung oleh Pertamina, DKP3, Dinsos juga Legislatif.

“Hari ini juga sudah membuahkan hasil, yang awalnya hanya budidaya maggot dan berkembang serta diintegrasikan dengan budidaya unggas yaitu ayam kampung,” ungkap Deni.

Pemanfaatan sampah ini sangat signifikan mengurangi timbunan sampah kata Deni, memang disini baru sedikit sehari itu baru sekitar 100 kilo sampah organik, “Seandainya setiap kelurahan bisa melakukan hal seperti ini berarti sekian ton sampah organik bisa kita kurangi setiap hari,” akunya.

Deni mengatakan bahwa ini menjadi pilot project untuk daerah yang lain, apalagi Pj Wali Kota mengatakan bahwa menginginkan sampah tidak keluar dari kelurahan sampai kecamatan.

“Adapun kita akan mengurangi ataupun mengeliminier pengiriman sampah ke TPA. Alhamdulilah Satgas Tasik Resik bekerja sangat baik dengan progres yang baik,” pungkasnya. Sus.

Berita Terkait