Bidang SDA Dinas PUTR Kota Tasik Garap Irigasi Cipajaran

Bidang SDA Dinas PUTR Kota Tasik Garap Irigasi Cipajaran | Ist

Kota, Wartatasik.com – Daerah irigasi (D.I) kewenangan Kota Tasikmalaya memiliki luas 1749 Ha, terbagi menjadi 29 daerah irigasi dengan luasan yang berbeda dan panjang keseluruhan saluran sekitar 332,53
km.

Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Kota Tasikmalaya melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) menargetkan 7,92 km pembangunan jaringan irigasi, 12,54 km rehabilitasi jaringan irigasi, 15,41 km pembangunan bangunan perkuatan tebing jaringan irigasi serta sungai dan 1,95 km rehabilitasi bangunan perkuatan tebing sungai.

Kepala Bidang SDA Dinas PUTR Kota Tasikmalaya Yadi Kusdiman menjelaskan, sumber dana kegiatan tersebut berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2021.

“Kegiatan rehabilitasi dan peningkatan diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas saluran, sehingga layanan untuk setiap D.I dapat terpenuhi dan produktivitas sektor pertanian di Kota Tasikmalaya meningkat,” ucap Yadi, Rabu (13/10/2021).

Ia menyebut, penanganan di beberapa titik prioritas pun dilakukan dengan tujuan mempertahankan fungsi. Seperti rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi salah satunya dilaksanakan pada D.I Cipajaran.

“Beberapa sumber dana yang dialokasikan untuk rehabilitasi dan peningkatan di daerah irigasi Cipajaran yaitu DAU dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat,” jelas Yadi.

Adapun kata ia, data daerah Irigasi Cipajaran yaitu berlokasi di Kecamatan Tamansari, Luas layanan sawah 40 Ha, Panjang jaringan irigasi = 15,02 km (termasuk saluran primer, sekunder dan tersier).

“Persentase Panjang jaringan irigasi dalam kondisi buruk = 50 % dari panjang total (tersebar di saluran primer dan sekunder irigasi) dan Panjang jaringan irigasi yang direhabilitasi Tahun Anggaran 2021 = 650 m,” paparnya.

Sementara lanjut Yadi, dalam kegiatannya terbagi dalam beberapa paket pekerjaan diantaranya, rehabilitasi jaringan irigasi Cipajaran Blok Sindanggalih, Blok Gunung Jati, Blok Pesantren, Blok Selakaso, Blok Cipasung.

“Dalam pelaksanaannya, pekerjaan tersebut menyerap tenaga kerja setempat. Jenis konstruksi mayoritas menggunakan pasangan batu dengan material hasil produksi lokal,” pungkasnya. Asron.

Berita Terkait