Darurat Genk Motor, PMII Kota Tasik: Pemerintah harus Ambil Langkah Solutif dan Konkret

Pengurus Cabang PMII Kota Tasikmalaya Heru Muchtar | Ist

Kota, Wartatasik.comKota Tasikmalaya merupakan Kota yang mempunyai julukan kota santri, bisa dibuktikan dengan banyaknya pondok pesantren yang tersebar di beberapa wilayah di kota ini.

Namun hal tersebut tidak berbanding lurus dengan realitas sosial yang ada. Karena sering kali terjadi tindakan kekerasan, tindakan penganiayaan dan masih banyak tindakan melawan hukum lainnya.

Tersebut di katakan, Pengurus Cabang PMII Kota Tasikmalaya Heru Muhtar. Ditambahkannya, belakangan ini Kota tTasikmalaya kembali dikejutkan dengan adanya peristiwa penusukan kepada masyarakat, perusakan dagangan warga, hingga perusakan rumah warga oleh sekelompok berandalan motor atau sering kita sebut genk motor.

Kejadian sekelompok genk motor ini bukan peristiwa yang pertama kalinya namun pertiwa genk motor seringkali terjadi di Kota Tasikmalaya.

“Tindakan genk motor yang membabibuta itu dalam melakukan aksi brutalnya sering kali menyerang kepada masyarakat yang sedang melintas dijalanan,” ujarnya.

Ditambahkan Heru, beberapa hari kebelakang berita dan video viral di media sosial yang memperlihatkan penyerangan genk motor ke warga tentu menimbulkan kondisi sosial yang tidak nyaman dan tidak aman.

“Genk motor yang menimbulkan keresahan, maka ketika didapati masyarakat pun berbuat dengan caranya sendiri dengan main hakim sendiri,” ungkapnya.

Dengan tidak mengurangi rasa apresiasi terhadap statemen Kapolres Tasikmalaya Kota yang akan mengambil tindakan tegas tembak ditempat itu beresiko hilangnya nyawa orang/masyarakat.

“Alangkah baiknya cari alternatif lain dalam mengambil tindakan yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Maka apapun kebutuhannya jika melalukan penembakan terhadap civil society itu tidak bisa dibenarkan,” jelas Heru.

Namun disini pemerintah pun jangan menutup telinga dan menutup mata dalam keadaan Kota Tasikmalaya darurat genk motor pemerintah harus mengambil tindakan cepat dan tepat dengan melakukan hubungan kolektif dengan pihak Polri, TNI dan dinas dinas terkait semisal Dinas Pendidian, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial dan Kesbangpol dalam upaya untuk merumuskan langkah yang solutif dan kongkret.

“Jika kita lihat mereka anggota genk motor merupakan para remaja yang rata rata usia SMP sampai SMA. Maka ini menjadi peran Dinas Pendidikan harus memberikan edukasi dengan cara road show ke sekolah-sekolah, karena mereka merupakan kalangan remaja masih dalam masa pencarian jati diri, maka perlu pemerintah arahkan dan selamat masa depan mereka,” tambahnya.

Karena tak sedikit remaja, lanjut Heru, hobi terhadap dunia otomotif namun sering kali mereka juga melakukan perkelahian. Maka dinas pemuda dan olahraga mempunyai peran penting, yang pertama harus mengakomodir terlebih dahulu para kalang remaja yang mempunyai hobi di dunia otomotif atau yang hobi bela diri.

“Disinilah mereka harus di support dengan cara diarahkan dan diasah supaya potensi yang dimilikinya bisa berkembang,” katanya.

Ditambahkannya lagi, Peristiwa genk motor merupakan gejala sosial yang terjadi masyarakat sehingga hal tersebut menjadi permasalah serius yang harus dituntaskan. “Remaja yang hari ini ikut bergabung kedalam genk motor dampak dari adanya interaksi sosial salah. Maka perlu adanya peran Dinas Sosial semisal mengadakan bakti sosial dengan kalangan muda dengan melibatkan karangtaruna didalamnya,” imbuhnya.

“Yang selanjut perlu adanya edukasi dengan cara mengadakan acara seminar perihal penyadaran hukum sejak dini dengan tujuan supaya mereka paham tindakan mereka yang berdampak terhadap pelanggaran hukum. Terus berikan juga pemahaman kepada anak usia SMP dan SMA mengenai hidup sehat tanpa narkoba. Karena narkoba menjadi salasatu penyebab yang dapat mengakibatkan para remaja melakukan tindakan melawan hukum,” ungkap Heru.

Ditandaskannya, persoalan genk motor ini menjadi PR besar untuk pemerintah Kota Tasikmalaya. Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam menggunakan APBD lebih memprioritaskan membangun proyek inprastruktur biar telihat estetik.

“Tapi hal lebih krusial mengenai pembangunan suprastruktur tidak dimaksimalkan padahal membina generasi muda itu sangat penting . Percuma kotanya terlihat rapih, kalo pola generasi mudanya rapuh. Percuma kotanya cantik, kalo generasi mudanya sakit,” tandasnya tegas. Asron

Berita Terkait