Maksimalkan Potensi UMKM, Mahasiswa KKN UPN Jatim Lakukan Survei di Kelurahan Bringin

Dokumentasi survei UMKM Selendang Semanggi | ist

Surabaya, Wartatasik.com –  Mahasiswa KKN Tematik MBKM kelompok 71 lakukan survei kepada 19 pelaku UMKM (Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah) di Kelurahan Bringin, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya. Survei dilakukan selama 3 hari (18, 19 dan 20 April 2022). Survei dilakukan dengan membagi menjadi 3 tim untuk mempercepat pergerakan survei.

Survei pertama dilakukan di‘Yeni Catering’, ‘Anugrah’ dan ‘Sawo Mandiri’ bergerak dibidang pangan yaitu pecel semanggi dan catering makanan. Hal ini didasarakan atas produk semanggi yang menjadi ikon dari Kelurahan Bringin. Sedangkan UMKM ‘Roselia Mandiri’ bergerak dalam bidang minuman teh kemasan dari bunga rosela.

Kecintaannya terhadap rosela, Supiyah  hingga menanam rosela di pekarang rumahnya. Namun, sangat disayangkan karena prosuk ini sudah terhenti sejak awal pandemi. Meski bergitu Supiyah tetap membuat olahan teh rosela ini untuk kebutuhan sendiri. Keluhan yang dihadapi pelaku UMKM ini adalalah pemasaran.

Survei kedua dilakukan sebanyak 8 pelaku usaha dengan beragam latar belakang produk. Survei yang dilakukan di UMKM ‘Firuna’ yang menjual pecel semanggi, pemilik usaha ini adalah Sumarni. Produknya sudah dikemas dalam bentuk kotak makan plastik. Sebelum pandemi Sumarni berjualan keliling di daerah Lakrsantri, namun saat ini hanya memproduksi jika ada pesanan saja.

Survei dilanjutkan di kediaman Aminah dengan produk ‘Selendang Semanggi’. Aminah memproduksi pecel semanggi instan yang sudah terbang ke mancanegara. Selain itu Aminah juga membuka catering dan berjualan jamu (sinom dan kencur). Aminah memanfaatkan keterampilan memasaknya diawal pandemi sehingga omsetnya naik saat itu juga.

Aminah mengungkapkan “ Awal pandemi justru omsetnya naik, karena orang-orang banyak yang WFH dan suka berbelanja secara online”. Tak hanya olahan pecel semanggi instan, Aminah juga memproduksi kripik semanggi dan semanggi kering. Selain itu, banyak penghargaan yang disabet oleh Aminah. Sehingga usahanya menjadi kiblat bagi pelaku UMKM lainnya.

Selanjutnya survey dilakukan di kediaman Suparti yang menjual produk madu. Namun diawal pandemi Suparti memulai memproduksi sepatu dengan brand lokal miliknya. Suparti mengungkapkan “awal pandemi itu baru memproduksi sepatu bersama tetangga, kami menjualnya secara online di Tokopedia dan Lazada”.

Kemudian survei dilakukan di kedai ‘Cincau Green’ yang menjual olahan minuman berbahan cincau perpaduan gula aren. ‘Cincau Green’ ini sudah dikemas sama dengan desain minuman kekinian. Sehingga banyak digemari baik kalangan anak muda dan orang tua. Survei selanjutnya dilakukan UMKM ‘Sri’yang menjual sinom dan baju, Dua Putri berjualan kerupuk beras dan pentol bakar.

Kemudian UMKM ‘Wijaya’ yang menjual olahan minuman sinom. Pemilik usahan ini adalah Fariyanti Wiguna, menurut Fariyati “Perizinan PIRT sangat sulit, salah satunya harus memiliki dapur khusus usaha yang jauh dari kamar dan bangunan tidak boleh terbuat dari kayu”.

Survei ketiga dilakukan mahasiswa KKN Tematik MBKM Kelimpok 71 di empat pelaku UMKM yang dituju. Diawali dengan UMKM ‘Glowing Jaya’ yang menjual kripik pare dan debog (pelepah pisang). Dilanjutkan survei di produk olahan kue milik UMKM ‘Ika’ dan ‘Omah Kripik’ dengan produk kripik kentang. Survei terakhir dilakukan di UMKM ‘The Bonex’ yang menjual produk olahan kulit lumpia dan frozen food. Permasalahan UMKM ini hampir sama mengenai kurangnya SDM dalam hal pemasaran di Market Place.

Pelaksanaan survei dilakukan sebagai bahan evaluasi dan pembuatan materi untuk program workshop “Marketing Mix”. Program ini salah satu kegiatan mahasiswa KKN kelompok 71 sebagai bentuk pengabdian masyarakat di Kelurahan Bringin.  *** Penulis : Dian Ajeng Safitri

Berita Terkait