Marak Persoalan Geng Motor, Ketua GMNU Kota Tasik: Realisasikan Maghrib Mengaji 

Marak Persoalan Geng Motor, Ketua GMNU Kota Tasik: Realisasikan Maghrib Mengaji | Ist

Kota, Wartatasik.com – Persoalan geng motor bukanlah persoalan kenakalan remaja biasa, akan tetapi ini adalah persoalan serius dan luar biasa karena sudah banyak ulah para begundal jalanan tersebut yang melanggar hukum pidana, seperti melanggar UU darurat dengan membawa senjata, merusak dan bahkan melukai orang.

Statement tersebut ditegaskan Ketua Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Kota Tasikmalaya M. Farid, S.IP, Senin (14/02/2022).

Menurutnya, ulah mereka sudah menjadi momok dan menimbulkan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi warga kota Tasikmalaya dalam beraktivitas. Atas hal tersebut, seluruh elemen yang ada baik pemerintah (eksekutif, legislatif san yudikatif) dan seluruh unsur masyarakat harus bahu membahu merancang konsep yang menjadi solusi atas pemasalahan kebrutalan para begundal jalanan tersebut.

Kewenangan sesuai tufoksinya

Pemerintah baik eksekutif maupun legislatif lebih meruncingkan kembali regulasi yg sudah dibuat seperti, perda tata nilai harus dijalankan dgn baik sehingga bisa meminimalisir tindakan tersebut, merealisasikan program magrib mengaji secara utuh, konsisten dan continue, karena kebanyakan para pelaku geng motir adalah usia anak sekolah, kalau habis magrib mereka ada di mesjid dan diberikan edukasi.

Pemerintah kota Tasikmalaya melalui Dinas Pendidikan melakukan komunikasi yang intensif dengan pihak kepolisian terkait dengan suport data para pelajar yg terjaring operasi/razia ataupun hasil penangkapan untuk data di dinas itu sendiri dan lebih membina, mendampingi dan mengarahkan para pelajar yang terjaring tadi, akan tetapi lebih safety agar tidak dikucilkan atau bahan bulian dilingkungan sekolah.

Aparatur penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian dan TNI lebih memaksimalkan fungsi babinmas dan babinsa untuk mengajak masyarakat melakukan siskamling dilingkungan masingm masing serta memberikan edukasi terhadap masyarakat yg melakukan siskamling terkait penangan/tindakan ketika mendapati para geng motor agar tidak terjadi tindakan main hakim sendiri, sehingga tidak terjaditindakan menyelesaikan masalah dengan masalah. Para babinmas dan babinsa turun kemasyarakat tidak sekedar selfi bersama dan selesai tuga (bahan laporan saja).

Masyarakat umum lebih peka dan lebih peduli lingkungannya masing masing, dengan cara tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat, lebih memperhatikan kalangan pemuda dan pelajar dilingkungan dengan cara mengajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial dilingkungan.

Serta mengajak orang tua untuk memperhatikan anak anaknya dalam beraktifitas seperti keluar malam jangan diberi ijin, kecuali mengikuti kegiatan yang positif. Memperhatikan kendaraan yang dipakai seperti knalpot bising, motor tanpa nopol dan mdoivikasi yg tidak jelas, karena sebagian besar pelaku geng motor memakai kendaraan seperti itu.

“Mari kita jaga kota kita dengan memulai memperhatikan lingkungan dimana kita tinggal dan dimana kita beraktivitas, pelaku geng motor ini rata rata usia muda/belia yang harus kita luruskan dan kita bina sebagai harapan hidup ke depan, mereka adalah aset bangsa yang harus kita bina bersama,” tandas Farid. Asron.

Berita Terkait