Meski ada ‘Coding’ dalam Uang Baru, Namun Sebagian Penyandang Tuna Netra Masih Belum Paham

Meski ada ‘Coding’ dalam Uang Baru, Namun Sebagian Penyandang Tuna Netra Masih Belum Paham | Suslia

Kota, Wartatasik.com –  Dalam hal pengenalan uang sebagian besar masyarakat penyandang tuna netra belum paham, kendati ada coding berupa garis timbul di bagian pinggir di setiap uang kertas baru.

Maka diperlukan dukungan dan perhatian untuk menopang kemandirian masyarakat kalangan disabilitas tampaknya harus terus diperkuat.

Hal itu dikatakan Syifa Azkia Purwanti, salah seorang Mahasiswi Jurusan Pendidikan Guru Paud UPI Tasikmalaya yang tengah melakukan penelitian tentang pengenalan uang bagi kalangan tuna netra di sejumlah SLB di Kota Tasikmalaya.

Menurut Syifa, coding yang jadi komitmen Bank Indonesia (BI) sebagai bentuk inklusi keuangan perlu sosialisasi masif atau malah coding diganti braille.

Karena sambungnya, saat responden tuna netra dicoba dengan menempelkan hurup braille dalam penelitiannya, mereka bisa gampang mengenalinya.

Jadi sosialisasi terkait pengenalan uang bagi tuna netra katanya, ia harap lebih masif dilakukan kalau untuk uang baru alias jalegreug, “Ada sebagian kecil yang tahu. Tetapi ketika kondsinya sudah lecek, mereka mengalami kesulitan dan tak lagi bisa menerka nominal uang tersebut,” ucap Syifa.

Sementara, praktisi pendidikan SLB, Aris Rahmam, M. Pd., memberi perhatian khusus dalam pengenalan nominal uang untuk tuna netra dalam mendorong kemandirian para disabilitas, terutama tuna netra.

“Karena kalau dibiarkan tidak paham, mereka rentan terperdaya baik saat akan bayar angkutan umum, transaksi jual beli atau lainnya,” ujarnya.

Diakuinya ia pernah juga menerima keluhan dari tuna netra yang berprofesi sebagai pelaku usaha jasa pijat. Mereka acapkali menerima upah yang tidak sesuai dengan apa disepakati, “Belum lagi, untuk membedakan mana uang asli dan palsu,” katanya.

Menurut Aris, meskipun jumlahnya sedikit, keberadaan tuna netra harus dapat perhatian sama. Memang seingat Aris, dia pernah mendengar ada sosialisasi uang baru untuk perwakilan guru SLB terkait karakter uang baru.

Hanya hal itu tampaknya tidak lantas tersosialisasikan kepada sebagian besar guru lainnya, sehingga para guru pun belum tahu dalam menjelaskan kepada para peserta didik nya. Terutama untuk pelajar yang sudah tuna netra sejak lahir.

“Kalau yang sempat melihat sebelum menjadi tuna netra, relatif lebih gampang. Makanya, saya berharap BI atau stakeholder lain di bidang keuangan bisa lebih mendalami kalangan disabilitas untuk kemudian bisa diaplikasikan dalam sebuah kebijakan yang benar-benar ramah disabilitas,” tandasnya. Sus

Berita Terkait