Terkait Program Akseptor, Plt Wakot Bangga Pria Bisa di KB

Terkait Program Akseptor, Plt Wakot Bangga Pria Bisa di KB | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Pelaksanaan pelayanan KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) metode operasi wanita (MOW), metode operasi pria (MOP) ini bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional yang berlangsung di klinik Lanud Wiriadinata, Kamis, (17/06/2021).

Nampak hadir Plt Wali Kota Tasikmalaya, Sekretaris Daerah, kepala BKKBN propinsi Jawa Barat, kepala Dinas PKBP3A, Danlanud serta tamu undangan lainnya.

Plt Walkot M Yusup sangat mengapreseasi kegiatan ini, sebab program ini didanai oleh pusat dan di fasilitasi oleh Danlanud.

“Ada sekitar 96 akseptor perempuan, ada 2 pria akseptor, saya merasa bangga bahwa pria pun bisa di KB, mengingat perempuan yang suka di KB sudah tidak aneh lagi,” ucapnya.

Dalam suasana pandemi kata Plt Walkot, mereka mau dan animonya pun begitu bagus ini. Kedepannya angka stunting akan ditekan, karena di Tasikmalaya ini cukup tinggi.

Kepala BKKBN Provinsi Jawa Barat Wahidin menjelaskan terkait MOW dan MOP. Dijelaskan, di Jawa Barat angka TSR masih 2,4, artinya rata rata wanita subur punya anak sampai 3 secara nasional sama.

“Tapi kalau di bandingkan di Jawa Timur Jawa Tengah, Jawa Barat masih tertinggi,” ucapnya.

Untuk menurunkannya, Wahidin menyebut, BKKBN Jawa Barat punya 2 program utama yaitu untuk remajanya disebut dengan 21/25 keren, artinya usia remaja itu ditunda nikahnya.

“Juga, khusus yang sudah berkeluaraga kita menyebutnya konresepsi jangka panjang, tapi di Jawa Barat menyebutnya Jawara MKJP dan lebih mendorong kontrasepsi jangka panjang,” jelas Wahidin.

Ia menerangkan, MKJP itu yaitu inplan IUD MOW dan MOP tentu dalam sekali dilayani dengan waktu yang panjang dan tidak akan terjadi dropout. Beda dengan menggunakan pil yang tiap malam harus dimakan.

“Begitu juga dengan suntik, yang harus mengulang sebulan sekali ataupun 3 bulan sekali dan terlebih ketika masyarakat dalam keadaan tidak mempunyai uang untuk waktu mengulang suntiknya,” jelas Wahidin.

Dalam hal ini kata ia, WOP sama halnya dengan pasektomi, cuma berbeda istilah dan tidak mengedepankan operasi yang berat, karena ini hanya butuh proses 5 menit saja.

“Harapnya, tidak adan terjadi drop out, karena ini efektif sekali pelayanan untuk selamanya. Dan ini lebih efisien, sedangkan kalau mandiri biayanya cukup mahal,” katanya.

Kepala Dinas PPKBP3A Kota Tasikmalaya Hj Nunung mengatakan, program ini juga untuk pencegahan stunting dan untuk mempertahankan laju penduduk kota Tasikmalaya agar terkendali pertumbuhan penduduknya.

“Program KB juga bertujuan untuk pencegahan stunting karena dengan pengaturan kelahiran kalau di program KB salah satu upaya untuk pencegahan stunting,” tuturnya.

Program KB ini juga terang Nunung, bukan hanya tugas perempuan, karena pria pun bertanggung jawab terhadap peogram KB.

“LPP kota Tasikmalaya 2019 sesuai dengan hasil penghitungan BPS di angka 0,12. Angka ini cukup bagus dan patut dipertahankan,” tandasnya. Suslia.

Berita Terkait