Viral, Bocah asal Mangunjaya Rajapolah ini Rela Jadi Tulang Punggung Keluarga

Viral, Bocah asal Mangunjaya Rajapolah ini Rela Jadi Tulang Punggung Keluarga | Ndhie

Kabupaten, Wartatasik.com – Viral di media sosial, seorang bocah di Tasikmalaya, Jawa Barat jadi tulang punggung keluarga. Bocah yang bernama Aria Nazas Safutra (13) tersebut harus bekerja untuk menghidupi adik dan ibunya yang sakit ginjal.

Anak tersebut bernama Aria Yang alamat rumahnya di Kampung Mekarsari, RT 014, RW 010, Desa Mangunjaya, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.

Anak dari Susan Neni Nurlaela (31) tersebut mengaku sering berjualan di Puskesmas Cihaurbeuti – Ciamis, Jamanis, Panembong, hingga RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

“Saya jualan ke Puskesmas Cihaurbeuti, Jamanis, Panembong terus langsung ke Rumah Sakit Umum di Kota Tasikmalaya,” ujar Aria, Rabu (19/7/2023).

Untuk berjualan di Puskesmas Cihaurbeuti Ciamis, Aria naik ojeg. Aria sebenarnya sudah terbiasa jalan kaki, namun jarak yang ditempuhnya terlalu jauh.

“Jadi kalau jalan kaki berat, sudah biasa gak malu, tetapi kalau awal-awal jualan merasa malu, tapi sekarang karena sudah terbiasa sudah tidak malu lagi,” kata Aria.

Sementara itu ibu Aria, Susan Neni Nurlaela menceritakan Aria putus sekolah. Aria hanya sempat duduk di bangku SD sampai kelas 5 SD.

Semenjak Susan harus cuci darah karena penyakit ginjalnya, Aria jualan makan ringan ke beberapa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Tasikmalaya.

“Dari rumah naik ojeg ke Puskesmas, kalau sudah sampai Puskemas jalan kaki ke tempat lainnya. Dagang makanan ringan tahu bulat ini ngambil dari orang lain,” kata Susan.

Pendapatan kotor Aria sehari, menurut Susan, hanya mendapat Rp 100 ribu. Itupun belum dikurangi ongkos ojeg dan angkot.

“Anak saya hanya jadi penjual saja, ngambil keuntungan seadanya dari hasil penjualan makanan ringan tersebut, penghasilannya 100 ribu, itu pun kotor belum buat bayar ojeg dan angkot,” jelasnya.

Menurut Susan, Aria mulai berjualan sejak kelas 4 SD. Aria biasa berjualan sepulang sekolah.

“Tapi waktu itu, Aria berpikir dokter di Puskesmas sampai jam 12 siang, kalau ngelanjutin sekolah, terus dadanya pulang sekolah, takut tidak ada yang membelinya. Karena jualannya kan sepulang sekolah jam 1 siang. Jadi berpikir gak akan dapat uang karena yang berada di puskesmas sudah pada pulang,” terang Susan.

Aria putus sekolah ketika duduk di kelas 5 SD. Susan mengaku sudah membujuk Aria agar kembali sekolah.

“Sekarang enggak sekolah, putus hanya sampai kelas 5 SD. Saya bujuk untuk sekolah, tapi keukeuh menolak. Katanya lebih baik adik-adiknya yang meneruskan sekolah. Aria hanya ingin ngejujurin adik-adiknya juga ngurusin ibunya,” katanya.

Susan mengatakan, dirinya sakit ginjal sejak setahun lalu. Seminggu dua kali, Susan harus menjalani cuci darah ke RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Sementara itu Agus Ketua RT setempat mengatakan, Aria menjadi tulang punggung keluarga dengan jualan makanan ringan.

“Ibunya sakit, cuci darahnya seminggu dua kali, anaknya yang paling besar jadi tulang punggung keluarga jualan makanan ringan, katanya.

Agus menambahkan, ayahnya Aria tidak diketahui keberadaannya. Ayahnya itu meninggalkan keluarganya sejak istrinya sakit.

“Bapaknya enggak tahu ke mana, soalnya ninggalin anak dan istrinya, pas begitu sakit istrinya langsung ditinggalin. Kami dari RT di sini hanya bisa memperhatikan keluarga tersebut, tidak bisa berbuat banyak,” kata Agus. Ndhie

Berita Terkait