Ajengan dan Kiyai Ujung Tombak Kesolehan Sosial di Masyarakat

KH. Ade Abdul Aziz (Ketua Laskar ASWAJA dan Ketua MASURA jawa Barat)

Kabupaten, Wartatasik.com – Menurut data Rabithoh Ma’ahid Islamiyah (RMI) atau asosiasi Pesantren Seluruh Indonesia, bahwa Pesantren terbanyak berada di Jawa Barat dan 60% nya berada di Tasikmalaya, maka Tasikmalaya harus menjadi salah satu Fokus Perhatian, dikarenakan ada satu kelemahan, di kultur NU tapi masih bersifat radikal, dalam laskar ASWAJA deradikalisme merupakan salah satu programnya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Laskar ASWAJA, Ketua MASURA (Majlis Suara Ulama Rakyat) Jawa Barat KH. Ade Abdul Aziz belum lama ini, di DKM Nurul Huda Kampung Pasantren Desa Sukamahi Kecamatan Sukaratu Kab Tasikmalaya.

Menurut Calon Anggota DPR RI dapil 3 Cianjur dan Kab Bogor dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, untuk Majlis Suara Ulama Rakyat, sampai saat ini diakui atau tidak pemerintah belum memberikan perhatian khusus terhadap para Ajengan dan Kiayi kampung, “Ajengan dan kiayi kampung ini merupakan ujung tombak, pondasi untuk kesolehan sosial di masyarakat, tanpa kita sadari tampa campur tangan mereka pemerintah sangat sulit untuk mencapai target IPM,” katanya, Jumat (13/04/2018).

Ia menambahkan tatkala mengedepankan ajengan dan kiayi kampung sebagai ujung tombak langsung kepada masyarakat sebagai landasan moral, “Kalau pemerintah tidak bisa mensejahterakan mereka, maka kita menuntut pemerintah diluar APBD, kita ambil dari CSR dari seluruh perusahaan, yang bisa disalurkan kepada mereka,” imbuhnya.

Kiyai Ade mengharapkan kerjasama antara pemerintah dengan Masura, yang bisa memperhatikan kesejahteraan para ajengan dan para kiayi kampung. “Semoga dengan dibangkitkannya Masura yang dulu didirikan (alm) KH. Abdurrahman Wahid yang kita kenal Gusdur, ini menjadi dasar, untuk membangkitkan semangat, karena saat ini Issue Hoax sudah banyak, radikalisme dimana mana, pemberitaan bohong banyak, yang mengatasnamakan agama, berbaju agama tetapi sudah keluar dari nilai nilai keagamaan, sudah hilang tabayyun, dan semuanya sudah berburuk sangka. Ini yang harus menjadi pondasi awal, bahwa ajengan dan kiayi kampung sangat berperan,” katanya lagi.

Saat ini kiyai ada dua, pertama kiyai yang sudah condong terhadap politik, ada kiyai besar sudah menjadi objek politik yang dimanfaatkan oleh partai tertentu, “Dan kiayi asli murni mengurus santri yang jauh dari politik, saya sebagai Ketua Laskar Aswaja menyarankan kepada para ajengan dan kiyai kampung agar bisa mengajak ummat agar meningkatkan kerukunan dan menjaga stabilitas,” pesannya mengakhiri. EQi

Berita Terkait