Alasan Remaja Masa Kini Lebih Mengagumi Karakter Fiksi

Jingga Elwisyahnanda Sonjaya | Ist

Referensi – Seiring berkembangnya generasi, berkembang pula media hiburan yang tersebar luas di situs online. Banyak diantaranya seperti video games, tayangan sinetron, film-film di televisi, buku bacaan seperti novel ataupun komik.

Maraknya hiburan-hiburan yang secara signifikan menarik minat remaja kelahiran 2000-an ini membuat semakin ramai ide inovatif dalam mengembangkan hiburan-hiburan tersebut menjadi hal yang serupa namun tak sama.

Dimulai dengan bermunculannya aplikasi streaming online yang menyajikan puluhan bahkan ratusan film yang tengah digandrungi dan menjadi bahan perbincangan pada media massa.

Ataupun aplikasi membaca online dan pembelian e-book yang harganya jauh lebih terjangkau dari buku fisik tentu dapat menarik minat masyarakat yang kini hidupnya selalu berdampingan dengan gadget.

Adapun kini tengah ramai di media sosial, khususnya platform Twitter mengenai AU (Alternative Universe). AU sendiri merupakan sebuah bacaan cuma-cuma yang dipadukan dengan fake social media dan banyak sekali genrenya, umumnya di upload pada Twitter dalam bentuk thread.

Banyak sekali AU di Twitter yang berhasil menembus percetakan dengan ratusan pre-order bahkan ada pula yang terbit sebagai tayangan layar kaca. Dengan sukses nya AU di kalangan remaja, membuat para pembaca tak jarang terlampau mengagumi karakter yang tercipta didalamnya.

Tokoh yang digunakan seringkali divisualisasikan oleh rupa orang-orang terkenal, seperti artis dan seleb-seleb yang banyak diketahui publik. Karakter dengan penokohan yang hanya ada pada cerita, kerap disebut sebagai ‘karakter fiksi’, dan karakter fiksi inilah yang menjadi idola bahkan tipe yang diidam-idamkan oleh remaja kebanyakan.

Cuitan-cuitan yang bermunculan di Twitter dapat membuktikan bahwa karakter fiksi yang diciptakan oleh si penulis laku keras dikagumi oleh remaja masa kini.

Selain karakter yang muncul pada Alternative Universe, ada pun beberapa karakter yang marak di gandrungi dan menjadi favorit remaja kisaran 14 sampai 21 tahun. Seperti tokoh yang ada dalam anime, kartun, maupun tokoh tanpa visualisasi sebagaimana yang ada di buku cerita ataupun novel.

Dan, apa sih penyebab remaja masa kini sangat mengagumi karakter fiksi? padahal kan, mereka tidak nyata dan hanya ada di imajinasi semata?

Nah, ini jawaban yang saya temukan jika menyangkut pertanyaan diatas. Diantaranya, karakter fiksi ialah karakter buatan manusia, yang sikap, tindak dan polah perilaku nya dibuat se-imajinatif mungkin oleh karangan manusia.

Dan kebanyakan kreator membuat karakter fiksi sesuai dengan ‘tipe ideal’ remaja diluar sana, khususnya orang-orang yang menjadi target pasar karyanya.

Yang di visualisasikan memiliki paras rupawan, kepribadian yang pasti disenangi dan hanya memiliki sedikit kekurangan.

Membuat para pembaca jatuh hati pada karakter tersebut karena sejatinya itu adalah karakter yang dibuat sebagaimana ekspetasi penulis, dengan harapan, hal yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata bisa ia ciptakan pada dunianya sendiri.

Namun, dibalik itu semua, ada sisi negatif yang ditonjolkan dari munculnya karakter fiksi ini terkhusus AU. Kebiasaan ‘latah’ para pembaca yang seringkali menyangkut-pautkan kehidupan fiksi dengan kehidupan asli dari visualisasi si tokoh tersebut, tidak dapat membedakan antara fiksi dan realita sehingga banyak sekali para penulis AU yang dirugikan.

Terutama, jika sudah di buku kan atau dijadikan tayangan layar kaca, peran penulis semakin berat karena copy right akan sangat diperhatikan dan penulis akan terkena masalah besar jika para pembaca terus saja latah mengaitkan plot AU pada kehidupan nyata.

Meskipun identitas si visualisasi asli sudah diubah total terkecuali rupa karena akan menjadi media yang digunakan berupa foto, namun dampak yang ditimbulkan oleh pembaca latah tersebut akan berimbas pada karir sang penulis dan tak lupa di visualisasi yang ada dibalik karakter fiksi itu, image nya akan berubah dan akan dianggap sebagai ‘orang lain’, terlebih jika memberi dampak buruk karena mendapat peran antagonis pada plot. Padahal kan cuma cerita, jadi emosi nya jangan terlalu berlebihan ya!

Gimana nih, guys, apa kamu seringkali terbawa suasana dan jadi baper sendiri sama cowok au mu itu? Jika iya, sama kok! Tapi jangan terlalu berlarut-larut dan lupa akan kehidupan nyata ya! Ditulis oleh: Jingga Elwisyahnanda Sonjaya.

Biography singkat penulis:

Nama Lengkap: Jingga Elwisyahnanda Sonjaya

Tempat, Tanggal Lahir: Tasikmalaya, 14 Februari 2004

Alamat: Jl. Cikalang Girang No. 2, Tasikmalaya

Asal Sekolah: SMA Negeri 1 Tasikmalaya

No. Telp: 082315133743

Alamat e-mail: jinggaesonjaya@gmail.com

Instagram: @jinggasonjaya

Berita Terkait