Alat Kontrasepsi Pria (Banyak Anak Banyak Rezeki)

Chanty Yunie Hartiningrum, SST., M.Kes (Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan – STIKes Respati Tasikmalaya | dokpri

Referensi, Wartatasik.com – Pada masa kebelakang lalu pernah ada  jargon ”banyak anak banyak rejeki”,  masihkah jargon tersebut berlaku pada masa kini ? Sepertinya jargon tersebut kalah saing dengan jargon yang digaungkan pemerintah (BKKBN) yakni “dua anak cukup”.

Apapun itu mungkin ada maksud dibalik jargon jargon tersebut, misalnya jargon yang digaungkan oleh BKKBN memiliki makna supaya masyarakat Indonesia tetap ingin memiliki anak dan kalau mau punya anak, maka boleh lebih dari satu, tapi jangan lebih dari dua. Yang jadi permasalahan adalah bukan pada jargonnya melainkan mengapa punya anak harus dibatasi dua anak saja.

BKKBN menjelaskan bahwa terdapat dua alasan kuat mengapa pemerintah menyarankan kepada seluruh lapisan masyarakat agar hanya memiliki keturunan cukup dua saja, yakni Pertama anak dilahirkan harus berkualitas; Kedua  pendidikan berkualitas bakal didapatkan.

Lalu pemerintah pun memberikan alternatif upaya agar bisa membatasi setiap keluarga hanya punya dua anak saja yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB), meskipun sebenernya program KB bukan hal yang serta merta diidentikan sebagai alat kontrasepsi yang memaksa pasangan suami istri membatasi jumlah anak, melainkan lebih kepada keluarga yang terencana, mulai dari  pernikahan, kelahiran dan jumlah anak. Karena dengan terencana semuanya akan menjadi mudah dan kualitas keluarga dapat tercapai.

Adanya perencanaan jumlah anak akan berdampak pada perencanaan kehamilan. Pasangan disarankan menggunakan alat kontrasepsi untuk tercapainya tujuan tersebut. Kontrasepsi merupakan metode atau alat yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan.

Sudah banyak beredar berbagai jenis alat kontrasepsi dengan masing-masing manfaat dan kekurangannya. Kita bisa mempelajari semua dan memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang cocok dengan kita untuk digunakan.

Selama ini mungkin alat kontrasepsi tersebut lebih identik digunakan oleh perempuan, namun sebenarnya alat kontrasepsi tersebut bisa pula diperuntukan buat kaum pria. lalu alat kontrasepsi apa yang bisa digunakan oleh pria?

Ada beberapa alat kontrasepsi yang disediakan oleh pemerintah sebagai perwujudan dari program KB yaitu : Kondom, pil, suntik, implant, IUD, Metode Operasi Pria (MOP) atau Vasektomi, serta Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektomi.

Dari beberapa jenis alat kontrasepsi tersebut hanya ada dua jenis alat kontrasepsi untuk Pria yaitu : Kondom dan Metode Operasi Pria (MOP) atau yang lebih dikenal dengan istilah sterilisasi/vasektomi.

  1. Kondom : Alat kontrasepsi ini banyak dijual di pasaran bahkan tersedia dalam beragam rasa dengan tujuan agar menimbulkan sensasi tersendiri saat berhubungan intim. Kondom merupakan alat kontrasespsi yang banyak digunakan karena alasan praktis, mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. alat ini efektif untuk mencegah kehamilan meskipun tidak 100 persen.
  2. Vasektomi : Alat atau cara kontrasepsi yang paling aman dan efektif. Namun ini dapat dipilih jika pasangan suami istri berencana tidak mempunyai anak lagi, karena metode ini membuat pria tidak dapat membuahi sel telur lagi wanita seumur hidup. Dengan ini kehamilan dapat dicegeh 99 %, namun metodenya yang agak rumit karena dengan operasi, juga memerlukan biaya mahal menjadikan metode ini tidak menjadi pilihan utama.

Sampai saat ini, di Indonesia tingkat kesertaan KB memang masih didominasi oleh wanita. Tingkat kesadaran dan partisipasi KB Pria masih rendah. Menurut data SDKI (2017), hanya 8 % dari pria kawin memakai suatu alat/cara KB, 3 % memakai alat/cara KB modern dan 4 % memakai alat/cara KB tradisional.

Persentase pria kawin yang memakai kondom (3%) lebih tinggi dibandingkan persentase yang memilih MOP (kurang dari 1%). Tiga persen pria kawin memakai sanggama terputus.

Sebagai upaya untuk  meningkatkan partisipasi pria berKB ada beberapa alat dan metode yang masih dikembangkan para ahli namun belum dipasarkan ataupun diaplikasikan yang mungkin dapat menjadi pilihan dalam berKB, salah satunya adalah pil KB pria.

Alat kontrasepsi ini bekerja dengan cara menghentikan sementara gerak sperma dalam beberapa menit,agar tidak berenang sampai ke sel telur menggunakan senyawa peptida sebagai material utama. Seperti halnya pil KB wanita cara ini mudah dan praktis digunakan dan harapannya harganya terjangkau sehingga bisa menjadi pilihan untuk mencegah kehamilan.

Selain itu ada metode termudah dan termurah karena tidak memerlukan biaya, dan setiap pria dapat melakukan ini untuk mencegah kehamilan, yaitu metode tradisional dengan cara senggama terputus. Cocok digunakan oleh pria yang malas menggunakan kondom atau alat/metoda kontrasepsi lain. Hal ini cukup ampuh dalam mencegah kehamilan namun karena tetap kontak langsung, berisiko tertular penyakit kelamin.

Tidak hanya saja wanita, partisipasi pria pun menjadi penting dalam program KB dan kesehatan reproduksi. hal itu disebabkan karena: Pertama, pria adalah ppasangan wanita dalam upaya reproduksi dan seksual, sehingga cukup mempunyai arti apabila pria dan wanita berbagi tanggung jawab dan peran secara seimbang untuk mencapai kepuasan kehidupan seksual dan berbagi beban untuk mencegah penyakit serta komplikasi KB dan kesehatan reproduksi.

Kedua, pria merupakan sosok yang bertanggung jawab secara sosial dan ekonomi termasuk untuk anak-anaknya, sehingga keterlibatan pria dalam keputusan reproduksi akan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan istri dan keturunannya.

Ketiga, pria secara nyata terlibat dalam fertilitas dan memiliki peranan yang penting dalam memutuskan kontrasepsi yang akan dipakainya atau digunakan istrinya, serta dukungan kepada pasangan terhadap kehidupan reproduksi seperti pada saat, sedang, dan setelah melahirkan serta selama menyusui.

Pria  dapat berpartisipasi  dalam KB, baik secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung pria dapat berpartisipasi dengan menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan, seperti kondom, vasektomi (kontap pria), serta KB alamiah yang melibatkan pria meliputi metode sanggama terputus.  *** 

Artikel ini ditulis oleh: Chanty Yunie Hartiningrum, SST., M.Kes (Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan – STIKes Respati Tasikmalaya | Email : chanty.yunie@gmail.com)

Berita Terkait