Arighi: Antara Kecelakaan dan Keberuntungan

Muhammad Arighi dari Universitas Pelita Harapan Tangerang | Ist

Nasional, Wartatasik.com – Jika kalian pecinta basket Indonesia, kalian pasti sudah mengenal sosok yang satu ini. Dia adalah Muhammad Arighi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang.

Student athlete yang telah membela UPH di kancah LIMA Basketball ini telah mengikuti LIMA selama tiga musim. Perjalanan kariernya di dunia basket adalah sebuah kombinasi antara kecelakaan dan keberuntungan.

Pemain yang mempunyai panggilan akrab Agi ini lahir dan besar bersama basket. Ayahnya adalah seorang pelatih basket di Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena sang ayah adalah seorang pelatih basket.

Ia pun akhirnya sering diajak untuk ikut melihat sang ayah melatih klub basket SMA. Karena sering melihat orang bermain basket, ia pun menyukai basket.

“Dahulu, saat berumur delapan tahun, saya sering diajak oleh Ayah untuk ikut latihan dengan anak-anak SMA. Ketika saya melihat mereka bermain, saya tertarik dan senang dengan basket. Menurut saya, basket adalah olahraga yang menyenangkan dan tidak semua orang dapat bermain olahraga basket,” ucapnya.

“Saya pernah mencoba olahraga lain selain basket, yakni tenis. Namun, saya tidak memiliki ketertarikan di olahraga tersebut. Tenis juga tidak semenyenangkan basket. Maka dari itu, saya lebih memilih basket,” tambahnya.

Agi yang memiliki kemampuan dan ketertarikan di basket baru mulai mengikuti klub basket ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas satu. Hal tersebut karena sang ayah, Hadran Noor, menginginkan agar sang anak berkembang terlebih dahulu dengan usahanya sendiri.

Dengan bantuan sang ayah, Agi pun menjadi pemain yang sangat baik. Ia berhasil mencatatkan beberapa gelar Nasional dan Internasional. Agi berhasil menjadi juara di Beavers Cup, runner-up Asian Pacific Basketball Youth Cup di Singapura, meraih perunggu di South-East Asian Championship bersama timnas U-16 dan U-18.

Lantaran itu, dirinya dipanggil untuk membela timnas senior, membawa klub basketnya bertanding di RedBull Reign World Cup 2018, menjadi juara di LIMA Basketball GJC Season 6 dan 7, serta juara di LIMA Basketball Nationals Season 5 dan 6.

Dengan prestasi mentereng yang ia dapatkan di dunia basket, Agi menganggap bahwa kariernya adalah sebuah kombinasi antara kecelakaan dan keberuntungan. Ia tidak menyangka bahwa ia mampu menjadi terkenal dan besar karena basket. Ia berpikir bahwa basket adalah sebuah sarana bagi dirinya agar bisa mendapatkan pendidikan gratis dan uang tambahan.

“Saya tidak menyangka bahwa basket dapat membuat saya seperti saat ini. Apa yang dapatkan dari basket sejak dahulu hingga sekarang adalah sebuah kombinasi antara kecelakaan dan keberuntungan,” ucap Agi.

“Saya tidak mengikuti banyak klub dan saya menganggap bahwa basket adalah tempat bagi saya untuk mendapatkan pendidikan gratis dan uang tambahan,” sambungnya.

Kariernya di basket tidak lepas dari dukungan Ayah, Hadran Noor. Sebab tanpanya, Agi tidak akan bisa menjadi seperti sekarang ini. Ia pun mengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sang Ayah yang sangat berjasa dalam hidupnya.

Pemain yang telah menjalani tiga musim bersama UPH di LIMA Basketball ini menganggap bahwa keikutsertaannya di LIMA memengaruhi kariernya di dunia basket.

“Karena LIMA, saya bisa merasakan bagaimana liga yang berisikan oleh mahasiswa dari berbagai kampus. Saya sangat senang bisa bertanding melawan student athlete dari berbagai kampus di Indonesia. LIMA memberikan dampak yang baik terhadap karier basket saya,” tutupnya. Asron.

Berita Terkait