Bersama Yayasan Bhakti Pencak Silat Indonesia, Yayasan Jidris Assalam Gelar Diskusi Budaya

Bersama Yayasan Bhakti Pencak Silat Indonesia, Yayasan Jidris Assalam Gelsr Diskusi Budaya | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Dalam rangka Milad ke 28 tahun Yayasan Jidris Assalam bersama Yayasan Bhakti Pencak Silat Indonesia menggelar Diskusi Budaya yang berlokasi di lapangan Yayasan Jidris Assalam Singkup – Purbaratu, Kota Tasikmalaya Sabtu (3/9/2022).

Dengan mengusung tema strategi kebudayaan untuk memelihara mempertahankan karakteristik budaya kota Tasikmalaya, diskusi ini memang pertama yang dirancang dalam milad tahun sekarang.

“Ada perasaan greget, karena program dari pendekar itu sudah bagus tentang senam silat cuma kenapa tidak naik-naik? Karena saya baru jadi ketua DPD pendekar kota tasik, baru 5 bulanan,” ucap Ketua Pendekar Kota Tasikmalaya Makin Kamaludin M.Si.

“Ini gerakan awal saya dengan teman-teman karena pengurus itu tidak hanya orang paguron, itu ada dosen STIA, dosen UNSIL untuk diracik supaya program program kita cepat,” tambahnya.

Menurut Makin, pihaknya dituntut untuk membesarkan nama pendekar diawali dari kota Tasikmalaya. Makanya diawali dari yayasan sendiri, karena biar percaya diri, yayasan sendiri pun sudah mulai menyebar ke Kota Tasikmalaya, seperti itu dari program program ini.

“Selanjutnya kita akan mulai merencanakan bagaimana awal pergerakan di Kota Tasikmalaya, maksudnya ini kan awal dari gebrakan nanti kita akan sudah berbasis rekomendasi dinas, pendidikan,” ungkapnya.

“Tadi juga kormi sudah memberikan sinyal yang baik, lalu tinggal kita satukan dengan dewannya kita duduk bareng bagaimana awal dari pergerakan senam silat ini,” sambung Makin.

Sebelumnya, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, tetapi sekarang jabatannya sudah di ganti. Sementara itu kata Makin, untuk Dispora sendiri sudah mendorong.

“Cuma kita belum pernah duduk bareng seperti tadi, istilahnya tuduh tuduhan lah. Makanya kita akan coba lagi duduk bareng di dewan rencananya, kita dudukan bareng dengan komisi IV yaitu komisi pendidikan,” ucapnya.

Makin menyebut, kelihatannya memang antara dewan dengan eksekutifnya belum konek, tapi dirinya yakin dengan melalui diskusi seperti ini dan menghadirkan legislatif, ekskutif dan Kormi akan menjadi satu sikap untuk memasukan, khususnya senam silat itu kepada sistem pendidikan.

“Kita sebagai pendekar saya kira Dinas Pendidikan itu lebih kesektornya untuk bagaimana pencak silat ini masuk kepada sebuah sistem, kalau dikatakan sedikit kecewa, kita kecewa lah seperti itu. Tapi diskusi ini bukan diskusi yang terakhir, ada diskusi diskusi lanjutan kedepannya mudah mudahan kepala dinas bisa hadir dengan kita bersama-sama,” paparnya.

Ditempat sama, Acep Hilman MBA selaku bendahara Pendekar kota Tasikmalaya mengatakan, bahwa dirinya melihat sendiri siapa yang benar-benar sensitif untuk meningkatkan budaya ini.

Acep menilai, legislatif kelihatan ada hadir, kemudian dari Dinas Pendidikan belum, tapi mudah mudahan kedepan bisa melakukan hal-hal yang besar. Karena pihaknya akan terus melakukan acara seperti ini untuk menghidupkan sebuah budaya itu perlu adanya edukasi.

“Kita akan berusaha dengan ketua umum disini akan melakukan edukasi ke berbagai lembaga, kita hari ini masuk kepada pesantren, lembaga pendidikan dan lainnya,” ucap Acep.

Sebab terangnya, kalau mendengar dari ketua umum, sebuah budaya, sebuah bela diri itu dilakukan dari sejak pra pendidikan sampai dengan perguruan tinggi, sehingga menjadi buah daya.

“Karena fungsi budaya itu sendiri ada dua yaitu etitute ekternal dan soliditas internal, itu penting untuk pengembangan budaya,” pungkas Acep. Suslia

Berita Terkait