Dukung Kebijakan Mendikbud, Ketua I PMII Komisariat Unsil: Terimakasih Pak Nadiem

Ketua I PMII Komisariat Unsil Hadianto Harisma | Blade

Kota, Wartatasik.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Indonesia baru-baru ini mengeluarkan rencana kebijakan yang mengundang protes banyak mahasiswa.

Ada empat poin yang akan menjadi kebijakan baru dari Kemendikbud yaitu perguruan tinggi memiliki otonomi pembukaan program studi baru, mempermudah proses akreditasi perguruan tinggi.

Lalu mempermudah PTN Badan Layanan Umum (BLU) untuk menjadi PTN BH dan terakhir mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar perguruan tinggi sebanyak dua semester atau setara dengan 40 SKS.

Dalam poin keempat tersebut menjadi sorotan Ketua I PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Unsil (Universitas Siliwangi), Hadianto Harisma.

Ia menyebutkan, alasan dari poin keempat adalah agar mahasiswa nantinya siap bekerja jelas jauh dari esensi kita kuliah. Sebab terang Hadianto, menjadi mahasiswa bukan sekadar untuk menjadi buruh yang siap dikerjakan.

“Lebih dari itu ada sektor lain yang menuntut kita untuk menjadi pemikir yang maju, bukan pekerja yang dicetak sama oleh universitas,” ungkapnya, Kamis (30/01/2020).

Hadianto menilai, kampus itu beragam bentuk dari mulai universitas sampai politeknik, jadi kalau disamakan dalam hal perlakuannya, itu sama dengan membuat aturan lomba berenang ke semua hewan dan pasti ikan lah yang menang.

“Eh, tapi ini bukan soal menang-menangan. Karena pendidikan di negara kita sudah lama tidak memenuhi kebutuhan akan mahasiswanya, atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tapi pendidikan di negara kita itu mengikuti kebutuhan pasar. Ya, semacam pro pasar bebas lah,” paparnya

Mesk demikian, Hadianto tetap menyampaikan terima kasih kepada Mendikbud RI. Sebab disamping kebijakan yang melahirkan kontra, tapi adanya kebijakan itu memberikan manfaat bagi masyarakat yang pro.

“Masyarakat menjadi tahu bahwa Menteri sudah bekerja sehingga menghasilkan sebuah kebijakan dari hasil pikir bersama disana, serta masyarakat juga menjadi tahu bahwa tidak semua mahasiswa senang menjadi pemikir, ada juga yang siap menjadi buruh pekerja,” tandasnya. Blade.

Berita Terkait