Gedung Kerap Dipakai Resepsi Pernikahan, Fosil Beladiri Audien ke DPRD Kota Tasik

Photo bersama usai audien | Awen

Kota, Wartatasik.com – Forum Silaturahmi Cabang Olahraga Bela Diri (Fosil Cabor) Kota Tasikmalaya melakukan audiensi dengan komisi IV di ruang rapat I komisi, Senin (27/01/2020).

Kedatangan mereka diterima langsung oleh ketua komisi IV Dede Muharam beserta anggota Rahmat Sugandar, Dadang, Ridwan, H. Undang, Enan dan dihadiri juga Disporabudpar Kota Tasikmalaya.

Pihak Disporabudpar Kota Tasikmalaya Deni mengatakan, selain ingin dibangun tempat latihan yang presentatif, para audien ini juga berharap adanya suatu penghargaan bagi para atlit, manajer dan pelatih.

“Sedangkan honor yang dianggarkan mengacu standar 2020 yaitu enam ratus ribu buat manajemen, lima ratus ribu buat pelatih dan empat ratus ribu untuk atlit. Semuanya satu orang per cabor,” ucap Deni.

Ditempat sama, perwakilan Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Dadang menyebut perlunya apresiasi dalam sarana dan prasananya sehingga atlit bisa berprestasi, sedangkan lanjutnya, selama ini untuk tinju mempersiapkan atlit dan Ketua Komisi IV akan menegaskan kepada Wali Kota Tasikmalaya bahwa gedung tidak dipakai selain untuk olah raga (bukan peruntukan).

“Jangan sampai dipakai untuk pernikahan sehingga latihan pun tidak jadi dan itu yang harus dibenahi,” ungkapnya.

Sementara itu, Agus Rolex dari beladiri  Taekwondo menambahkan, jelang Porda 2022 pemerintah sekarang kurang greget dibandingkan pada tahun 1992 sebagai tuan rumah. Hal itu bisa dilihat dari belum terlihatnya animo dan geliatnya masyarakat untuk mengetahui akan diadakannya porda dan kota tasik menjadi tuan rumahnya.

“Ini harus didukung oleh pemerintah, apalagi cabor beladiri menjadi penyumbang emas terbanyak,” bebernya.

Senada, Zenni Handoni dari olahraga Tarung Derajat menuturkan, jangan sampe kejadian ini terulang lagi sewaktu pihaknya mengadakan Kejuaraan antar Satlat, pasalnya yang semula akan diadakan di gedung GGM akhirnya harus pindah ke GOR Susi.

“Tidak jadi lagi, akhirnya kami menggunakan fasilitas lapang futsal Siliwangi dan harus mengeluarkan biaya lebih besar,” paparnya.

Menyikapi itu, Ketua Komisi IV Dede Muharam mengaku harus adanya regulasi yang jelas tentang hal ini, karena kalau ingin berprestasi harus adanya suatu penghargaan sehingga para atlit semangat, sebab itu salah kebanggaan para atlit yaitu juara.

Dede menilai, kalau pemerintah tidak perhatian jangan salahkan kalau para atlit lari pindah membela daerah lain. Ia pun akan mendorong eksekutif untuk membikin Peraturan Daerah (Perda), tapi apabila tidak merespon maka DPRD akan membentuk perda inisiatif.

“Jadi perlu adanya pembangunan sarana dan prasarana (Sarpras) yang presentatif, karena prestasi bisa dicapai kalau tempat latihannya tidak ada, apalagi yang ada juga berdesakan ditambah gedungnya yang ada dipakai buat acara nikahan,” tutupnya. Awen

Berita Terkait