Hari Kartini, Hj Neng Madinah: Sosok Pahlawan Panutan Perempuan Indonesia

Hari Kartini, Hj Neng Madinah: Sosok Pahlawan Panutan Perempuan Indonesia | Ist

Kab, Wartatasik.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi V Fraksi Gerindra Persatuan, Hj. Neng Madinah menyampaikan, relevansi makna peringatan Hari Kartini di era pandemi seperti saat ini adalah bagaimana setiap insan perempuan Indonesia dapat mengambil sikap ketauladan yang pernah dilakukan Raden Ajeng Kartini dalam mengatasi berbagai persoalan semasa hidupnya.

“Kartini merupakan panutan setiap perempuan Indonesia. Pasalnya, sosok Kartini kerap menginspirasi melalui pendekatan cinta kasih, compassion, terhadap kesetaraan dan kemanusiaan,” ucapnya, Rabu (21/04/2021).

Neng Madinah menambahkan, salah satu karakter Kartini adalah ketekunannya dalam melakukan perubahan. Dikatakannya, para perempuan dengan konsep sisterhood, saling bekerjasama, juga dapat melakukan banyak hal yang positif untuk mengatasi pandemi ini.

“Modalitas sisterhood, bekerja dengan hati serta profesional, sebagaimana dicontohkan oleh komunitas atau organisasi perempuan yang ada di Nusantara ini akan membantu menghadang Covid-19 ini secara signifikan,” tutur Neng Madinah.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan teori perbedaan yang menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu mempunyai keunikan sendiri-sendiri yang saling melengkapi.

“Perempuan itu bekerja dengan hati, mempunyai jiwa keibuan yang selalu ingin melindungi anaknya, memberikan kehangatan pada anak-anaknya, dekat dengan alam, kelekatan dalam sisterhood, dan karakter positif lainnya yang berbeda dengan laki-laki,” paparnya.

Politisi Partai Persatua Pembangunan (PPP) itu melanjutkan, dalam Pandangan (Syariat Agama Islam) disebutkan bahwa perhiasan paling indah adalah perempuan salehah, yakni perempuan yang istiqamah pada peran dan konsekuen dengan citranya.

Selain itu terang Neng Madinah, Risalah Agama mengutamakan pendidikan akhlaq. Sebab, sebuah bangsa akan tegak dengan kokoh karena etika moral dan akhlaknya. Namun, etika dan moral itu dibentuk oleh budaya dan ajaran agama. Moral anak bangsa yang rusak, membuat bangsa terkoyak.

“Saya mendalami apa yang menjadi kelebihan sosok Kartini di zamannya, dimana sosoknya telah menginspirasi perempuan Indonesia hingga sekarang ini diantaranya adalah cara pandangnya yang jauh ke depan,” jelas Neng Madinah.

“Jika Kartini bisa menjangkau dunia, dalam belenggu tradisi Jawa yang ketat dan lingkungan sosial, melalui surat-surat yang dia tulis. Kita sebagai perempuan di masa sekarang bisa memanfaatkan media sosial secara kreatif misalnya untuk menulis, membuat karya seni,” tambahnya.

Lantaran itu, Neng Madinah sangat menyayangkan sekiranya ada pemahaman bahwa perempuan hanya boleh berkutat di kasur, dapur, dan sumur. Perempuan bebas menempuh pendidikan setinggi-tingginya.

“Apalagi Islam membebaskan manusia dari kebodohan. Sehingga perempuan bisa berperestasi, berakhlak yg bagus, beretika, serta bermoral yang tinggi,” tandasnya. Ndhie

Berita Terkait