Ikut Pelatihan SKPP, Hilda Ingin Hilangkan Paradigma Transaksional di Masyarakat

Hilda Restu Munggaran | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Pelatihan Sekolah Kader Pengawasan Partisipasif
(SKPP) yang diadakan Bawaslu Kota Tasikmalaya berlangsung di Hotel Pajajaran.

Pasca penjaringan dari perwakilan 10 kecamatan, ada 60 peserta lulus seleksi dari 85 orang yang daftar dan hari ini adalah puncak pelatihan SKPP.

Hilda Restu Munggaran, peserta SKPP asal Kecamatan Cihideung mengatakan, motivasi dirinya ikut pelatihan SKPP karena ingin memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat untuk menghilangkan paradigma transaksional.

“Sehingga nanti untuk proses (politik) yang akan datang lebih sehat dan lebih dewasa lagi, karena yang ditemukan di masyarakat kebanyakkan pragmatis,” ucapnya kepada Wartatasik.com, Kamis (21/11/2019).

Menurut Hilda, pemilu itu tak hanya mengandalkan hitungan hitungan saja, padahal ada nilai lebih dari nominal yaitu dalam memilih pemimnpin itu harus bersih.

Poto bersama Bawaslu besama Ketua DPRD Kota Tasikmalaya dan pihak terkait usai Pelatihan SKPP | Suslia

Tapi terangnya, karena tingkat pendidikan politik yang ada di masyarakat rendah, maka sebagai SKPP harus ikut andil dan yang dirasakan adalah mendapatkan pengetahuan terutama hal pengawasan.

“Tasikmalaya itu tingkat partisipasinya 87℅, ini adalah tertinggi di Jawa Barat dan harus dapat apresiasi, tapi apakah berbanding lurus dengan tingkat pengawasannya?,” terang Hilda.

Ia menyebut salah satu materi SKPP yang diberikan adalah tentang regulasi pelanggaran jenis jenis pemilu contoh pelanggaran yang sering dilakukan pengenalan dan lainnya semua dipaparkan secara umum.

“Di hari akhir, akan ada RTL (Rencana Tindak Lanjut) dan dalam laporan akan diliat gagasan yang akan ditawarkan
Saya sendiri menggagas lebih ke muda mudi sehingga nantinya bisa ikut andil dalam mengawasi proses pemilu,” tandasnya. Suslia.

Berita Terkait