Kerjasama dengan Five Thousand Network, Komunitas Cermin Gelar Ruwatan Lembur

Kerjasama dengan Five Thousand Network, Komunitas Cermin Gelar Ruwatan Lembur | Ist

Kota, Wartatasik.com – Komunitas Cermin Tasikmalaya bekerjasama dengan Five Thousand Network menggelar acara ruwatan lembur dalam rangka tasyakur milangkala hari jadi Kota Tasikmalaya ke-20, Sabtu malam (09/10/2021)

Penggagas acara Ridlwan Nurfozan menyampaikanz kegiatan yang sudah dilaksanakan kedua kalinya ini merupakan kolaborasi dari masyarakat dan pemerintah.

“Tujuannya, masyarakat diingatkan kembali bagimana melestarikan kearifan lokal dengan harapan budaya bisa dijaga dan dilestarikan karena ini jati diri kita kota Tasikmalaya,” terang Anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra ini.

Selain itu kata ia, sebagai bentuk syukur, menginjak Milangkala ke 20 sehingga dilakukan doa bersama untuk kota Tasikmalaya, agar daerah yang dicintai ini dijauhkan dari berbagai bencana.

“Mudah mudahan kota Tasik bisa terus berkembang dari sisi kebudayaan dan pariwisatanya,” harapnya.

Sebagai acara Puncak, ditampilkan lesenian daerah, pencak silat, Lais, Karinding dan Tara Wangsa. Sebab, kesenian ini sudah jarang dilihat oleh masyarakat yang merupakan kearifan budaya lokal.

Menurut politisi muda ini, masyarakat banyak yang tidak tahu ini jadi edukasi untuk generasi muda. Selaku anggota DPRD Kota Tasikmalaya saya menyerap aspirasi dari para seniman yang menginginkan dukungan dan butuh ruang untuk mengaplikasikan karya dan eksistensinya.

“Dengan mengadakan acara ini bisa diisi oleh Seniman dan budayawan, Pada intinya pemerintah tidak boleh tutup mata bagimana Seniman dirangkul bersama,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya Ashmansyah Timutiah menyampaikan, Rangkaian acara Ruwatan Lembur diisi dengan renungan atau refleksi sambil berdoa serta memohon ampun dan perlindungan kepada Yang Maha Kuasa.

“Kita saat ini sedang dalam kondisi prihatin. Di mana pandemi corona masih menguasai kehidupan bumi. Rasanya lebih tepat kita mengadakan renungan sambil berdoa bersama untuk perjalanan ke depan yang lebih baik,” tutur Ashmansyah.

Ia menjelaskan, ngaruwat artinya merawat. Ngaruwat sendiri berasal dari kata ruwat atau ‘ngarawat’ yang dalam bahasa Sunda artinya merawat atau menjaga. Ngaruwat di masyarakat Sunda awalnya hadir sebagai syukuran bumi atau hajat bumi, biasa disebut juga Ngaruwat Bumi, ada juga Ngaruat lembur, dan sebutan-sebutan lainnya.

“Ini (Ngaruwat) adalah tradisi upacara adat masyarakat pedesaan di daerah Jawa Barat. Tradisi yang telah berusia ratusan tahun ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya.

Ashmansyah melanjutkan, Ngaruwat juga merupakan sebuah wujud penghormatan kepada para leluhur yang telah lebih dulu ada dan membuka kampung. Mereka telah memelihara dan merawat kampung yang hingga saat ini masih bisa dinikmati oleh segenap warga.

“Nilai dari Ngaruwat Lembur Kota Tasikmalaya, adalah merangkai yang terberai, menyusun kembali kekayaan hidup, kebudayaan Tasikmalaya,” ucap Ashmansyah.

“Semoga Ngarwat Lembur Kota Tasikmalaya ini menjadi spirit hidup buat pemerintahan dan masyarakat Kota Tasikmalaya serta mampu bangkit di tengah bencana pandemi Covid-19 yang belum selesai,” tutupnya. Asron

Berita Terkait