Kukuhkan KKG RA, Kasi MPA Kemenag Kota Tasik: Tingkatkan Kualitas Lembaga Pendidikan

Kukuhkan KKG RA, Kasi MPA Kemenag Kota Tasik: Tingkatkan Kualitas Lembaga Pendidikan | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Kepala Seksi Madrasah Pendidikan Agama (MPA) Kementerian Agama Kota Tasik resmi kukuhkan Pengurus Kelompok Kerja Guru Raudhatul Athfal (KKG RA) Kota Tasikmalaya periode 2022-2024 di aula Kemenag, Selasa (18/01/2022).

Kasi MPA, H. Asep Barhia, S.Ag.M.Pd.I., menyampaikan selamat dan apresiasi setinggi-tingginya. Ia berharap, setelah resmi dilantik, pengurus KKG RA bisa langsung eksis, dan keberadaannya dapat diakui, serta dirasakan masyarakat.

Ia menyebut, pembentukan KKG RA ini, bagian dari upaya Kemenag, agar seluruh RA di Kota Tasikmalaya bisa satu tingkat naik kualitasnya diantara lembaga pendidikan lain yang selevel.

Asep berpesan, kedepan kualitas profesi guru RA ini bisa meningkat lebih baik. Sebab, ada empat elemen yang akan mampu atau bisa meningkatkan kualitas pendidikan yaitu gurunya itu sendiri, sarana prasarana, proses pembelajaran dan metode pembelajaran.

“Saya berharap, dengan adanya KKG RA ini, mudah-mudahan bisa meningkatkan kualitas guru RA di Kota Tasikmalaya, dan mampu bersinergi dengan Kementrian Agama, IGRA, serta lembaga pendidikan lainnya,” harap Asep

Ditempat sama, Ketua KKG terpilih, Dhety Oktariny M.Pd.,  menjelaskan, sebelumnya pada 2021 lalu sudah ada ketua terpilih, namun karena kebijakan dari Kementerian Agama, karena KKG itu guru dan harus sinkron dengan Simpatika.

“Disitu dinyatakan bahwa ketua KKG harus berasal dari guru, sehingga dilakukan pemilihan ulang dan terpilihlah saya berdasar hasil voting,” ucap Dhety.

Kedepan lanjutnya, sesuai dengan Undang-undang RI tentang dosen dan guru, setidaknya ada empat kompetensi yang harus ditingkatkan, pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

“Jadi kita akan fokus kesitu dulu, dan tentunya harus sinkron dan sinergi dengan Kemenag,” ungkap Dhety.

Menurutnya, KKG harus menjadi satu wadah bagi guru-guru RA yang ada di Kota Tasikmalaya, untuk bisa meningkatkan kompetensi, dan sinkron dengan era sociaty 5.0, lebih ke update ilmu teknologi.

Pihaknya berkeinginan menjadikan guru RA sebagai trainer atau narasumber. Dhety menyebut, selama ini kebanyakan guru itu berperan sebagai pendengar, jarang yang bisa tampil dan berdiri didepan.

“Saya meyakini, bahwa guru RA, apalagi yang kiprahnya sudah cukup lama, pasti mampu menjadi trainer atau narasumber, baik secara virtual atau tatap muka langsung,” pungkasnya. Suslia.

Berita Terkait