Membangun Ekonomi Kreatif Keluarga Melalui Budikdandrum

Referensi – Penyediaan pangan yang bergizi untuk keluarga merupakan satu upaya mutlak untuk mendukung kesehatan keluarga. Namun kondisi ekonomi pasca pandemi ternyata belum sejalan dengan upaya tersebut. Harga bahan pokok, termasuk protein hewani terus meningkat dan membebani ekonomi keluarga.

Hal ini menjadikan penyediaan gizi keluarga menjadi semakin terbatas dan berdampak pada status kesehatan masyarakat, terutama kelompok umur balita dan lansia. Terlebih, imunitas yang baik merupakan benteng  untuk mencegah merebaknya invasi berbagai penyakit dan virus pada masa pasca pandemi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan asupan gizi yang baik untuk keluarga dan balita adalah dengan mengarahkan masyarakat di tingkat rumah tangga untuk mandiri menyediakan protein, dengan memanfaatkan lahan pekarangan di rumah.

Budikdandrum merupakan salah satu pilihan untuk mendapatkan suplai protein hewani dan sayuran secara mandiri untuk keluarga. Budikdandrum, atau Budidaya Ikan Dalam Drum, adalah metode berbudidaya ikan yang disinergiskan dengan tanaman sayuran yang dilakukan dalam wadah berupa drum.

Prinsip pelaksanaan budikdamber sama dengan akuaponik yang mensinergikan antara budidaya tanaman dan ikan dalam satu wadah, namun budikdandrum dilakukan dalam wadah terbatas (drum), sehingga efisien bila ditempatkan di lahan sempit. Selain efisien tempat, budikdandrum juga hemat energi listrik dan ramah lingkungan karena tidak memerlukan tambahan pupuk selama pemeliharaannya.

Beberapa hal yang diperhatikan untuk budikdandrum adalah :

1. Jenis dan kepadatan  ikan

Karena kapasitas ruang yang terbatas, maka ikan-ikan yang sesuai untuk dibudidayakan dalam budikdamber adalah jenis ikan yang tidak bersisik dan tidak memerlukan oksigen banyak dalam air, seperti : ikan lele, patin dan gabus.  Dalam satu ember volume 78 liter yang diisi air setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air dapat diisi dengan benih ikan lele sebanyak 60 ekor (Nursandi, 2018).

2. Jenis tanaman

Pada dasarnya semua tanaman dapat digunakan dalam kegiatan budikdamber, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman sayuran seperti selada, kangkong, pakcoy dan sawi memiliki pertumbuhan yang baik bila ditanam dalam budikdamber.

3. Pemberian pakan

pakan cukup diberikan 2-3 kali sehari dengan jumlah 3-4% dari bobot total ikan dalam budikdamber,

4. Kualitas air

Peranan kualitas air dalam budikdamber sangatlah krusial, karena volume air yang digunakan sangat terbatas. Pemeliharaan kualitas air dapat dipertahankan dengan melakukan penggantian air sebesar 20-30% secara berkala sehingga air dalam kondisi yang baik untuk ikan. Penggunaan probiotik sangat disarankan, terutama untuk mengurangi bau yang ditimbulkan, sekaligus menekan mikroba pathogen yang berpotensi menyebabkan penyakit pada ikan.

Praktek budikdandrum pada gilirannya tidak hanya dapat menyediakan protein ikan dan sayuran pada level keluarga, namun bisa berkembang menjadi ekonomi kreatif untuk meningkatkan pendapatan keluarga ataupun kelompok masyarakat.

Pengembangan budikdandrum di sekitar rumah ataupun kelompok merupakan iniasi produksi komoditas organic yang berwawasan lingkungan, yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan komiditas sejenis yang dibudidayakan secara massal dan non organic.

Pengembangan budikdandrum sebagai ekonomi kreatif keluarga merupakan suatu kegiatan yang potensial untuk dikembangkan karena saat ini masyarakat sudah lebih ‘melek’ dan selektif dengan produk pangan yang aman dan tertelusuri proses penyediaannya.

Sebagai contoh, beberapa tempat kuliner sudah menyediakan sajian yang produk asalnya berada di tempat yang sama, misalnya memilih dan mengambil ikan dari kolam dalam keadaan segar untuk kemudian diolah dan disajikan langsung di tempat.

Bahan-bahan penyerta seperti sayuran dan telur disediakan pula di lokasi kuliner tersebut, sehingga menyerupai one stop shopping dalam bidang kuliner. Demikian pula untuk budikdandrum, selain menyediakan ikan lele dan syuran organic yang langsung diambil dari drum, dapat dikembangkan pula dengan menjual langsung produk olahan lele dan kangkong di lokasi budidaya, sehingga lebih menarik karena konsumen dapat melihat langsung proses budidaya yang dilakukan. Konsep ini memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen karena melihat langsung bagaimana proses pembudidayaan bahan pangan dilaksanakan dengan baik dan sehat oleh produsen.

Pengenalan budikdandrum pada masyarakat ini disosialisikan dalam kegiatan PPM-KKN Integratif Periode Januari-Februari 2023 yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran dalam bentuk penyuluhan (07/01/2023), yang didampingi oleh tim dosen.

Upaya memberikan semangat untuk melakukan budikdandrum di Yayasan Mozaik yang bergerak dalam bidang pendidikan di Kelurahan Rancaekek Kabupaten Bandung. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara luring dengan tetap menerapkan prokes.

Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah para pengurus yayasan, orang tua santri, kader posyandu dan melibatkan apparat pemerintahan seperti Ketua RW. Berdasarkan hasil diskusi, masyarakat sangat tertarik untuk mengembangkannya di Yayasan dan balai RW, sehingga dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan warga.

Oleh:

Yuli Andriani
Staf Pengajar Prodi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran

Berita Terkait