Sejumlah Kejanggalan Revitalisasi Situ Gede Dikeluhkan Warga, Pihak Pelaksana Angkat Bicara

Sejumlah Kejanggalan Revitalisasi Situ Gede Dikeluhkan Warga, Pihak Pelaksana Angkat Bicara | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Dilansir sebelumnya terkait pengerjaan revitalisasi Situ Gede belum rampung meski habis masa kalender kerjanya, pihak pelaksana angkat bicara.

Diakuinya, kontruksi bangunan terlalu tinggi, ia tak bisa mengerjakan diluar perencanaan, pasalnya jika tak sesuai perencanaan pihaknya yang bakal di salahkan.

Diki selaku Ketua Pelaksana dari CV Senggigi ketika ditemui di Situ Gede menuturkan ketinggian 9 dan 8 meter, menurutnya ketinggian pasangan baja mestinya 8 meter.

“Tapi apa boleh buat, karena perencanaannya begitu, kami hanya berusaha mengerjakan sesuai yang direncanakan,” ungkapnya.

Dikatakannya, untuk mengantisipasi air hujan masuk ke area lesehan yang dikeluhkan warga, pihaknya akan pasang Carbonet, “Dan air akan langsung mengalir ke bawah,” ucap Diki

Sementara, Ketua Paguyuban Warga Lingkungan Wisata Situ Gede (Waliwis), Mumu Supriyadi mengeluhkan konsep bangunan yang saat ini tengah dikerjakan oleh pihak ketiga.

“Pasalnya jika terjadi hujan seketika air hujan masuk ke area bangunan yang rencananya akan digunakan sebagai tempat lesehan itu,” ujarnya.

Menurut Mumu, keinginan warga terkait dengan konsep bangunan tersebut harus sesuai dengan alam. Sebab, dengan konsep bangunan yang saat ini sedang dikerjakan pada saat hujan datang, air masuk ke area lesehan.

“Kemudian, terkait waktu pekerjaan yang mestinya selesai tanggal 24 Desember 2022, faktanya sampai saat ini proses pekerjaan masih acak-acakan,” jelasnya.

Soal adanya rencana penutupan akses jalan hanya boleh digunakan untuk warga sekitar, pihaknya khawatir akan timbul cemburu sosial dari pihak lain.

“Selain itu, jika lokasi parkir di sentralkan di area bawah, cukup tidak lokasi tersebut digunakan untuk lahan parkir,” imbuhnya.

Warga juga mengeluhkan masalah pembongkaran bangunan warung milik pedagang, padahal area tersebut belum dilakukan proses pembangunan. “Jadi seolah-olah ada pemaksaan untuk dibongkar semuanya,” ucapnya.

Terkait rencana nantinya hanya akan ada satu kasir ia menyebut kemungkinan akan ada penolakan dari para pedagang. Selain itu, ukuran kios juga sangat kecil tidak memadai, sementara tiap warung itu beda-beda pelanggannya.

“Rencananya kita akan sampaikan keluhan ini ke pihak UPTD PSDA Ciwulan Cilaki. Tapi nunggu dulu pekerjaan selesai, mau lihat dulu seperti apa hasilnya, sesuai atau tidak,” katanya.

Kalau tidak sesuai katanya lagi, pihaknya akan buat lagi pengajuan, karena pembangunan saat ini berdasarkan usulan dari warga.

“Kalau sekarang ada keluhan terus tidak ditanggapi, buat apa. Harus sesuai dengan kebutuhan,” tandasnya. Sus

Berita Terkait