Teruntuk Para Pesepeda di Surabaya: Lokakarya Perencanaan Teknis Menuju Surabaya Ramah Bersepeda, Diskusi Kawasan Ramah Bersepeda

Foto: Dokumentasi Lokakarya

Referensi – 24 Juni, di Gedung Graha Dr. H. Prof. Roeslan Abdulgani Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG), Transport Associate ITDP Indonesia, Ciptaghani Antasaputra, mengutarakan rumusan-rumusan kriteria untuk merencanakan jaringan infrastruktur sepeda dan Kawasan ramah bersepeda kepada para peserta Lokakarya.

Lokakarya diawali dengan sambutan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru. Selanjutnya, secara singkat, padat dan jelas, Ghani menyampaikan hal-hal berkaitan dengan lingkungan yang aman bagi para pesepeda.

Salah satu kriteria untuk mewujudkan Kawasan Cycling Cities adalah menciptakan kawasan aman dan selamat, serta nyaman. Diutarakan oleh Ghani, permukaan jalan yang rata anti slip, minim tanjakan & tikungan tajam, memiliki lebar yang cukup, dan terawat adalah jalur nyaman yang sebaiknya ada di setiap kota.

Ghani menyebut bahwa sebainya menjaga kondisi jalur sepeda tetap rata dan tidak tergenang air. “Karena di beberapa tempat, berdasarkan pengalaman saya, jalanan kering kalau sedang siang hari. Tapi, kalau sedang hujan banyak spot-spot yang harus kita inisiatif supaya bagaimana caranya tidak tergenang air.”, ujarnya.

Usai menerima informasi tentang bagaimana jalur sepeda yang selayaknya, peserta yang sejak awal dibagi dalam kelompok-kelompok kecil diajak merumuskan hal-hal yang menjadi prasyarat sebuah kawasan menjadi kawasan ramah bersepeda guna memahami tingkat kepentingan suatu kawasan dijadikan kawasan ramah bersepeda.

Diskusi awal menyorot sebuah opini bahwa sebaiknya jalur sepeda dibuat melewati daerah padat penduduk seperti Kedung Cowek, Pucang, Kebraon, Kertajaya, Pakuwon, Kenjeran, dan Gunung Anyar. Untuk saat ini, tiadanya jalur sepeda membuat pesepeda cenderung menggunakan fasilitas terdekat apa saja yang bisa diakses seperti trotoar.

Setelah merumuskan daerah mana saja yang paling efektif dilalui jalur sepeda, selanjutnya peserta lokakarya menggambarkan insfrastruktur sepeda di jalur yang telah disebutkan guna memahami proses pembentukan jaringan infrastruktur sepeda skala kota besar.

Memasuki sesi kedua, Ghani Kembali memberikan materi padat tentang bagaimana merancang tipologi, dimensi, dan elemen desain infrastruktur sepeda pada jalan dan persimpangan. Dalam sesi ini, setelah materi disampaikan, peserta dilatih menentukan tipologi yang tepat pada ragam kondisi jalan di Kota Surabaya meliputi Jl. Gubernur Suryo, Jl. Kupang Jaya, Jl. Medokan Ayu, dan Jl. Ngagel Jaya.

Untuk menemukan perpecahan masalah sesi kedua diadakan simulasi uji coba dimensi jalur sepeda yang dipandu oleh moderator. Setelah melewati simulasi, peserta dan fasilitator dipandu oleh moderator mengadakan diskusi mengenai tantangan apa saja yang dirasakan oleh pesepeda dan fasilitas apa yang diperkirakan dapat mengatasi tantangan tersebut. Contohnya diadakan ruang tunggu terproteksi, pengaturan ulang lampu lalu lintas, penambahan aksesibilitas lapak tunggu di midblock crossing, dan lain-lain.

Melewati sesi kedua adalah sesi ketiga, sesi terakhir yang merupakan sesi penutup Lokakarya Perencanaan Teknis Menuju Surabaya Ramah Bersepeda. Diskusi sesi terakhir ini mengenai fasilitas pendukung infratruktur sepeda yang meliputi perencanaan fasilitas parkir sepeda serta rambu-rambu.

Foto: Dokumentasi Lokakarya

Pada akhir sesi, Inanta Indra Pradana, Tim Konsorsium Surabaya Kota Ramah Bersepeda, mengenalkan Sepeda Ria : Layanan sepeda sewa on-demand di Kota Surabaya. Diperkenalkannya layanan ini menuai banyak tanggapan dari peserta lokakarya yang penasaran bagaimana efektifitasnya.

“Dapat informasi mengenai ketersediaan sepeda atau tarifnya bagaimana, ya?”, “Bisa disewa dengan jangka panjang tidak? Contohnya kalau ada mahasiswa kampus lain yang mau menyewa.”, adalah beberapa pertanyaan yang disampaikan peserta.

“Instagram, semua informasi keterdediaan dan tarif ada di Instagram. Namun tarifnya bisa berbeda-beda. Ada layanan pengiriman sepeda ke yang mau menyewa, tapi biasanya kami sarankan untuk dia beli sepeda saja.

Tapi kita bisa memfasilitasi apapun permintaannya. Ya.. balik lagi, semua itu bisnis, bukan hanya keinginan untuk mendekatkan sepeda ke masyarakat. Kita perlu menghidupi teman-teman yang menyediakan sewa ini.”, Indra menjawab semua pertanyaan.

Alumni Universitas Airlangga itu pernah mengatakan di artikel yang dibuatnya tahun lalu :

Konsep kota ramah bersepeda hanya perlu sesederhana itu. Menopang stimulasi personal melalui stimulasi sistematis dan struktural. Yang dibutuhkan lebih dari sekedar jalur/lajur sepeda di tepian jalan yang diberi cat berwarna hijau.

Bukan kerja yang mudah tapi bukan kerja yang tidak mungkin.

Itulah kenapa dalam konteks pembangunan kota ramah bersepeda (dan pejalan kaki, kelompok rentan, dll) kerja-kerja yang dilakukan tidak boleh hanya dari satu perspektif saja namun menggunakan banyak sudut pandang yang nantinya harus saling mendukung dan melengkapi.

Tabik.

Selama acara berlangsung, mahasiswa mahasiswi DKV UPN “Veteran” Jawa Timur berpartisipasi selaku peserta magang Substitute Makerspace. Peran mahasiswa misalnya menerima dan mendata tamu undangan dan peserta umum lokakarya, notulis, dan medokumentasi seluruh rangkaian acara lokakarya.

Secara lebih spesifik, pendataan tamu undangan dan peserta oleh Annisa Amelia dan Mara Qonitatillah sebagai notulis yang membuat notula sejak awal berjalan acara lokakarya hingga akhir.

Program magang mandiri yang dilaksanakan bersama Substitute Makerspace yang merupakan ruang karya bersama. Oleh karena itu, acara sejenis lokakarya ini sering kali diadakan dan “Lokakarya Perencanaan Teknsi menuju Surabaya Ramah Bersepeda” adalah salah satu dari sederetan lokakarya yang telah berlangsung.

Selain berpartisipasi dalam kegiatan lokakarya, mahasiswa juga mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan DKV UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai desainer grafis.

Annisa Amelia biasanya diberi tanggung jawab untuk menyediakan poster pemberitahuan pengadaan workshop yang akan disebar luaskan di media sosial Substitute Makerspace dan Mara Qonitatillah sebagai illustrator komik empat panel dengan berbagai tema berkaitan dengan Substitute Makerspace dan Oliswe untuk diunggah ke media sosial.

Kegiatan-kegiatan yang telah menjadi rangkaian kegiatan magang mandiri ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada masyarakat, mahasiswa, dan mitra.

Membangun Kota Ramah Bersepeda. (2022, Juli 29). Diakses pada Juli 5, 2023 dari artikel: https://www.linkedin.com/pulse/membangun-kota-ramah-bersepeda-inanta-indra-pradana?trk=public_profile_article_view

Penulis:
Mara Qonitatillah (maraqonitatillah@gmail.com)
Annisa Amelia (annisaamelia303@gmail.com)
Dari DKV UPN “Veteran” Jawa Timur

Berita Terkait