Kab, Wartatasik.com – Adanya urunan desa (Urdes) yang diterapkan oleh Kepala Desa Padasuka, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, mendapat keluhan dan penolakan dari warga desa, Selasa (02/03/2021).
Warga merasa keberatan dengan adanya Urdes tersebut, apalagi di masa Pandemi seperti sekarang ini. Ditambah lagi biaya urunan tersebut kini ada kenaikan, dari sebelumnya Rp 5 ribu rupiah kini menjadi Rp 13 ribu rupiah.
Tokoh masyarakat Desa Padasuka Dede mengatakan, Urdes dengan dibarengkan penagihannya dengan PBB, dirasa sangat mencekik, apalagi sama PBB juga ada kenaikan.
“Itu Urdes pertahun pak. Udah mah PBB naik, Urdes juga ikut naik. Kan sekarang mah aparat desa udah di gaji, ditambah carik tambah lagi Urdes. Itu sudah melebihi gaji lurah,” geramnya.
Lanjut dede, Urdes tersebut tidak sesuai dengan aturan dan tidak ada Perdesnya,” Jadi intinya saya pribadi selaku masyarakat desa Padasuka ingin Urdes tersebut dihapus, karena masyarakat sangat keberatan dengan adanya penarikan Urdes,” harap Dede.
“Apalagi, hasil dari Urdes tersebut tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. yang jelas, masyarakat sangat tercekik,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Desa Padasuka Muhammad Sarip menuturkan, hasil dari urdes tersebut buat keperluan seperti buat sosial, terus kalau secara teknik tidak masuk semuanya.
“Semisal target urdes Rp 20 juta, paling Rp 5 juta atau Rp 10 juta, belum tentu semua masyarakat membayar,” ungkapnya saat di temui di kantornya, Selasa (02/03/2021).
Persoalan ini membuat Kades pusing sehingga akan menggelar rapat dengan unsur kompeten di desa.
“Pusing itu urdes, saya akan rapat dengan BPD untuk dihilangkan urdes tersebut, soalnya itu jadi kecemburuan masyarakat, jadi fitnah, sebetulnya urdes wajib tapi tidak di paksa untuk membayar urdes ini. Kalau disini urdes itu ada perdesnya pak,” sebut Kades.
Dijelaskan, Urdes itu sejak dari dulu berjalan, sebab setiap desa itu ada urdes. Adapun terkait ada keluhan urdes dari masyarakat, Muhammad Sarip meminta harusnya masyarakat datang ke kantor desa dan bicara baik-baik.
“Ada keluhannya, khusus tahun sekarang karena mungkin pajak naik situasi lagi pandemi begini, kenapa keberatannya baru sekarang, enggak dari dulu-dulu, tapi karena mungkin tahun sekarang ekonomi lagi menurun karena pandemi corona,” pungkasnya. Ndhie.