Gus Hasan, Ketua PWNU Jabar Hadiri Lorong “Cika-cika” pada Acara Puncak Hari Jadi Kota Tasik

Kenakan sorban putih, Ketua PWNU, Jawa Barat Gus Hasan dalam acara puncak tasyakuran binnimat HUT Kota Tasik ke 17, Sabtu (20/10/2018) | blade

Kota, Wartatasik.comUsai perhelatan Tasikmalaya October Festival (TOF) dan Rapat Paripurna Istimewa, HUT Kota Tasikmalaya ke-17 dipungkas dengan tabligh akbar, potong tumpeng serta dimeriahkan hiasan lampu kerlap kerlip dalam anyaman bambu berkonsep lorong, masyarakat menyebutnya lorong cika cika atau serangga kunang-kunang.

Hadir pada kesempatan tersebut, Wali Kota Budi Budiman beserta istri, Wakil Wali Kota H.M. Yusuf beserta istri, Sekda Drs.H. Ivan Dicksan beserta istri, para kepala OPD, tokoh agama, tokoh masyarakat dan unsur Muspida juga tentunya warga masyarakat se-Kota Tasikmalaya yang datang menikmati suguhan-suguhan yang disediakan panitia di area acara Halaman Bale Kota, Sabtu (20/10/2018) atau tadi malam.

Dijadikan spot selfie, lorong cika-cika ini diserbu warga untuk berfoto | blade

Acara tasyakuran itu pula turut dihadiri oleh Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Gus Hasan yang sengaja datang dari Kabupaten Karawang. Dalam kesempatan tersebut, beliau mengucapkan selamat hari jadi Kota Tasikmalaya ke-17 semoga menjadi kota religi yang maju dan berkah.

Sementara itu, Wali Kota Budi Budiman berharap agar kota Tasik menjadi kota termaju dalam industri dan perdagangan, “Di tahun 2025 di Jawa Barat dan  visi kami lima tahun mendatang  dan sudah di tetapkan menjadi RPJMD bersama DPRD, bahwa Kota Tasik yang religius maju dan madani, bahwa bagimanapun landasan funda mental kita ingin membangun berdasarkan nilai nilai agama. Apalagi kita dikenal sangat luas sebagai kota santri, kota pesanteren,” paparnya, Sabtu (21/10/2018).

potong tumpeng, tasyakuran binnimat Hut Kota Tasik ke-17 | blade

Pada malam tasyakur bini’nat hari jadi Kota Tasikmalaya yang dilangsungkan di Bale Kota itu Budi membeberkan keberhasilan pembangunan selama ia menjalankan roda Pemerintahan dihadapan tamu yang datang. Namun ditegaskan Budi, meski tantangan pembangunan terbesar Kota Tasikmalaya di masa ini dalam menghadapi era global yang tak bisa dihindari, tidak akan terlepas dari bingkai religius tanpa meninggalkan nilai agama.

“Enam nilai kearifan Kota Tasik dan menjaga komitmen empat pilar bangsa. Mari kita bangun bersama kota Tasik dengan niat baik, terutama pembangunan tata nilai yang jadi prioritas utama, mudah-mudahan diusia ke 17 kedepannya menjadi lebih baik lagi,” pungkas Budi. Blade

Berita Terkait