Mempertahankan Kejayaan Sektor Pertanian

ANDRI IRAWAN

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian. Kekayaan alam dan kesuburan tanah Ibu Pertiwi menjadi magnet dan membuat bangsa lain tergiur, hingga bangsa penjajah datang dan menjajah Indonesia selama beratus-ratus tahun.

Alam Indonesia merupakan suatu anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri. Letak Indonesia yang strategis di iklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa membuat bumi Nusantara subur sehingga banyak tanaman yang tumbuh. Karena kesuburannya, membuat hasil tanaman pertanian begitu melimpah.

Tanaman pertanian yang dihasilkan di Indonesia diantaranya kopi, tembakau, kelapa sawit, padi, rotan, karet, kakao, teh, tebu, padi, rempah-rempah dan sebagainya. Beberapa jenis tanaman tersebut merupakan komoditas potensial hasil pertanian Indonesia. Bahkan rempah-rempah seperti cengkeh, merica, pala, kapulaga, kemiri dan masih banyak lagi merupakan komoditas yang sangat strategis di pasar internasional. Tanaman rempah-rempah tersebut hanya tumbuh di kawasan yang beriklim tropis.

Pertanian Mulai Ditinggalkan

Namun seiring perkembangan zaman yang begitu pesat dan derasnya arus modernisasi di berbagai kehidupan, membuat lapangan usaha pertanian mulai ditinggalkan. Menurut hasil Sensus Pertanian tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia sebesar 26,14 juta, menurun 16,32 % dalam waktu sepuluh tahun dari 2003. Jawa Barat saja yang merupakan salah satu Provinsi potensi pertaniannya besar merosot 29, 61 % dalam kurun waktu yang sama.

Pergeseran zaman yang cepat tidak semestinya membuat masyarakat meninggalkan pertanian, karena fakta sejarah membuktikan bahwa Indonesia dibesarkan oleh sektor pertanian. Munculnya lapangan usaha baru seperti sektor industri, sektor perdagangan tak lepas dari peranan sektor pertanian, karena bahan baku atau komoditas dari sektor tersebut sebagian besar berasal dari hasil pertanian.

Disamping banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan lain, lapangan usaha pertanian yang dianggap sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup membuat profesi petani mulai ditinggalkan. Mereka lebih memilih untuk merantau ke perkotaan untuk menjadi pekerja/buruh di sektor industri, transportasi, perdagangan dan lain-lain.

Peluang dan Tantangan Sektor Pertanian

Lapangan usaha pertanian meliputi subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian. Dari tujuh subsektor tersebut, sektor tanaman pangan merupakan sektor yang paling besar yang diusahakan oleh petani, diikuti peternakan, perkebunan, dan hortikultura.

Sektor pertanian sungguh sangat strategis, mengingat alam Indonesia yang subur sehingga banyak tanaman yang tidak ada di negara lain, tapi tumbuh subur di negeri tercinta ini. Hasil pertanian yang merupakan komoditas primer bagi kehidupan manusia, sampai kapan pun akan tetap dicari dan dibutuhkan.

Pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya menjadi faktor pendukung bagi kemajuan sektor pertanian, dengan pemanfaatan teknologi yang baik bisa meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, para petani seyogianya lebih paham tentang cara pengolahan lahan, pemeliharaan hingga proses panen yang baik.

Hasil pertanian jangan hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari saja, pola pikir tersebut harus dirubah supaya pertanian menjadi mata pencaharian yang menjanjikan. Sektor pertanian juga bisa dikembangkan dengan sektor lain misal dengan munculnya agroindustri, agrowisata dan usaha lainnya yang berbasis pertanian.

Ditengah gencarnya pembangunan yang mengakibatkan alih fungsi lahan pertanian, sektor pertanian Indonesia juga dihadapkan pada tantangan yang lain yaitu adanya perdagangan bebas yang membuat persaingan usaha semakin kompetitif. Dinamika seperti ini tidak bisa dihindari, karena proses transformasi zaman pasti dialami oleh setiap negara. Perlu usaha agar sektor pertanian tetap bertahan, yaitu dengan meningkatkan kualitas komoditas hasil pertanian agar mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Mengembalikan Kejayaan Pertanian

Tanggal 17 Agustus 2018 nanti Indonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan yang ke-73. Sudah 73 tahun lamanya Indonesia lepas dari penjajahan, hal ini perlu kita syukuri. Salah satu wujud syukur adalah dengan memanfaatkan dan mengelola potensi pertanian dengan bijak.

Sejak dahulu sektor pertanian menjadi pondasi bagi perekonomian Tanah Air, sejarah tersebut tidak boleh kita lupakan. Bahkan pondasi tersebut harus kita bangun menjadi sebuah bangunan yang kokoh, yang dapat menaungi dan mensejahterakan penduduknya. Pertanian harus dijadikan penyokong lapangan usaha lain, karena pertanian bisa dikombinasikan dengan sektor-sektor lain.

Usaha pemerintah untuk mencetak lahan-lahan pertanian baru harus dibarengi dengan peningkatan kualitas petani. Sumber daya manusia yang bagus di sektor pertanian sangat diperlukan, agar profesi petani mampu bersaing dengan profesi lainnya. Petani harus dibina agar tidak hanya mampu mengolah lahan pertanian, tetapi harus memiliki pola pikir yang bagus sehingga bisa berkreasi memanfaatkan hasil pertanian.

Perkembangan zaman menuntut petani untuk melek ilmu pengetahuan dan teknologi. Petani harus bisa mengolah hasil pertanian agar menjadi barang yang memiliki nilai tambah untuk dijual. Di zaman yang serba mudah ini, petani bisa memanfaatkan teknologi dan informasi untuk melakukan pemasaran secara langsung atau direct selling kepada konsumen. Dengan direct selling, petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena nilai jualnya akan lebih tinggi.

Regenerasi petani harus juga diperhatikan, agar para petani tidak didominasi oleh orang-orang yang sudah tua. Generasi milineal harus diberi pemahaman betapa menjanjikannya usaha di sektor pertanian jika ditekuni dengan baik, seperti Bob Sadino (alm) beliau memulai usahanya dari pertanian. Potensi petani muda Indonesia yang sangat besar khususnya di daerah perdesaan harus dimanfaatkan dan dilatih dengan baik, agar dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Akhirnya, perlu komitmen bersama untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju di sektor pertanian. Kita harus menyadari bahwa pangan merupakan kebutuhan pokok yang sangat diperlukan sampai kapan pun, manusia tidak dapat hidup tanpa pangan, dan pangan tersedia berkat jasa petani. Mari kita tumbuhkan rasa kepedulian terhadap sektor pertanian, agar tercipta kedaulatan dan kemandirian hasil pertanian.*

Penulis : Andri Irawan ( PNS di BPS Kabupaten Tasikmalaya)

Berita Terkait