PGMI Gelar Doa Bersama dari Madrasah untuk Bangsa, Asep: Disini Kami Ada..!

PGMI Kota Tasikmalaya Gelar Doa Bersama dari Madrasah untuk Bangsa di GOR Sukapura | Blade

Kota, Wartatasik.com – Bertempat di GOR Sukapura Dadaha, Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Kota Tasikmalaya menggelar Doa Bersama dari Madrasah untuk Bangsa. Acara tersebut dihadiri ribuan guru madrasah se-Kota Tasikmalaya, Minggu (24/11/2018).

Dihadiri pula oleh Wali Kota H Budi Budiman, Ketua DPRD H. Agus Wahyudin, Ketua Dpw PGMI Provinsi Jawa Barat, Kepala Kementrian Agama Kota Tasikmalaya, Kapolres Tasikmalaya.

Ketua PGMI Kota Tasikmalaya Asep Rijal Asyarie S.Pd.I, mengatakan dalam momentum tersebut pihaknya menyampaikan kepada pemerintah bahwa ‘Guru Madrasah’ itu ada. Bagaimanapun, lanjutnya, doa bersama ini untuk kedamaian semua dan demi kesejahteraan para guru madrasah di Tasik.

“Kami berjumlah 4000 guru yang formal. Itupun status PNS nya hanya 145 guru, sisanya 3000 lebih yang belum mendapatkan status pegawai negeri. Nah ini harus di apresiasi oleh pemerintah, apalagi guru madrasah garis tugasnya langsung ke pusat, perhatian-perhatian ini harus diapresiasi oleh pemerintah daerah, walaupun saat ini tingkat kepedulian pemerintah daerah cukup ada. Alhmdulilah meski tidak begitu maksimal,” katanya kepada wartawan, Sabtu (24/11/2018).

“Doa bersama ini memberikan kekuatan kepada para guru madrasah di Kota Tasik, bahwa kami akan terus bekerja semaksimal mungkin, seihklas mungkin, sebagai tujuan kami dari awal. Dan lebih mereplesikan diri bahwa kita harus solid, ini untuk kemaslahatan dan kemanfaatan bersama,” ujarnya.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman | Blade

Banyak yang harus dipertahankan dan dikembangkan, lanjut Rizal, bahwa guru itu harus kreatif inovatif, “Kemudian memberikan solusi yang terbaik untuk bangsa, sekalipun dalam kontek kesejahteran kita sangat kurang. Ini yang ingin saya sampaikan kepada pemerintah dari 3000 lebih guru honorer gajinya hanya Rp. 300 ribu perbulan itu pun dibayarnya tiga bulan sekali. Saya berharap kepada pemerintah, keinginan para guru honorer sekali pun tidak di angkat jadi PNS, minimal di bayar sesuai UMK,” imbuhnya.

Ia menegaskan guru madrasah jangan dijadikan sebuah komoditas politik saja hanya dibutuhkan tiap ada momentum pemilihan umum, “Tetapi yang terpenting bahwa kami ingin menjadi sebuah kekuatan luar biasa untuk pembangunan yang ada di Kota Tasikmalaya. Akan tercipta karya-karya hebat dari guru-guru yang hebat,” tandasnya

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya menuturkan bahwa peran guru madrasah ini sangat  berbanding lurus dalam percepatan pembangunan, khususnya dalam pendidikan, dan hari ini harus diperjuangkan.

“Karena masih banyak guru-guru honorer, yang belum memenuhi hak hak-hak nya dengan diangkat sebagai PNS. Jadi ini yang kami sedang perjuangkan, pendidikan itu tidak bisa dibedakan. Apalagi madarasah ada basic pesantrennya. Semaksimal mungkin sesuai kapasitas kami, mensupport pada guru-guru madrasah yang ada di Kota Tasikmalaya,” pungkasnya. Blade

Berita Terkait