M. Farid Ajak Masyarakat dan Kontestan Pemilu Tebar Kebaikan

Myftah Farid S.IP | Dokpri

Kota, Wartatasik.com – Kontestasi politik sudah mendekati ke titik finish, baik pemilu presiden maupun pemilu legislatif. Saling sindir antar pendukung baik di medsos maupun di dunia nyata sangat kental dan jelas terasa.

Menurut salah satu calon legislatif Myftah Farid, S.IP (Farid) politisi muda dari PDI Perjuangan daerah pemilihan Kota Tasikmalaya satu (dapil 1) no urut 8 (delapan).

Farid mengingatkan seluruh elemen baik masyarakat maupun kontestan Pemilu untuk tetap menebar kebaikan dan menjaga persaudaraan.

Ia pun berharap masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik, serta dapat memilih calon-calon yang akan mewakilinya tidak berdasarkan materi (uang/pragmatis) tapi lebih melihat kualitas keilmuan, rekam jejak serta program kerjanya.

“Selain itu saya mengajak kepada para kontestan Pemilu serta masyakat juga unttk menciptakan pesta demokrasi yang aman, damai, berintegritas serta bermartabat dengan cara membantu mensosialisasikan tahapan-tahapannya,” ujarnya kepada wartatasikom, Jumat (18/01/2018).

Myftah Farid S.IP. | Dokpri

Ia menambahkan tidak pula menyebarluaskan berita bohong (hoax), tidak mengkampanyekan hal-hal yang berbau SARA, menghargai setiap pilihan politik seseorang.

“Perlu diingat bahwa Pemilu bersifat temporer dibatasi waktu sementara persaudaraan tidak tidak berbatas waktu dan tempat. Maka berkampanye sewajarnya tapi bersaudara selamanya,” imbuhnya

M.Farid mengatakan dari paparan diatas maka muncullah jargon “Membangun Politik Harapan bukan Kebencian”. Ia berharap bisa merealisasikan harapan-harapan masyarakat serta memberikan pendidikan positif bahwa politik bukanlah hal yang tabu serta menjijikan.

“Politik itu suci yang kotor dan menjijikan hanyalah tapsiran atas prilaku politisi (pelaku politik) yang tidak memahami bagaimana berpolitik yang baik, mengahalalkan segala cara untuk memperkaya dirinya sendiri dengan memanfaatkan kendaraan politiknya,” jelasnya.

Itupun tidak semua politisi, yakin Farid, karena masih banyak politisi yang berprilaku baik serta berupaya merubah nasib masyarakat bukan hanya nasibnya sendiri.

Pada kesempatan ini M.Farid, menuturkan rekam jejaknya, dia merupakan putra Tasikmalaya tepatnya di Paseh Gg. Fauzan RT 01 Rw 03 lahir pada tanggal 18 Maret 1985 dari pasangan Diding Sahidin dan Dedeh muti’ah.

“Terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, orangtuanya bekerja sebagai Pengayuh becak, ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan kondisi keluarga seperti itu justru jadi energi untuk terus mencari dan menimba ilmu demi untuk meniti karir,” kisahnya.

Sekolah baginya adalah hal yang sangat prioritas, dibuktikan Farid dengan meniti bangku sekolah sebagai pijakan awal di SD Tuguraja 1, lalu SMPN 2 Tasikmalaya, selanjutnya Madrasah Aliyah Negri Tasikmalaya (Al – Misbah) Cieunteung dan berlabuh di perguruan tinggi STISIP Tasikmalaya.

“Tentu saja,saya harus berjibaku dengan kerasnya kehidupan, untuk membantu bapaknya menafkahi keluarga, dimulai dengan menjadi juru parkir di RM. Saung Gunung eurih, juru parkir di Pasar Cikurubuk bahkan menjual air mineral kepada pengemudi angkot 019 dan angkot 013,” kenangnya.

Karena mempunyai keinginan yang kuat untuk mengejar cita citanya di studi akademik, lanjut Farid, selain tercatat sebagai Mahasiswa di STISIP Tasikmalaya nama Myftah Farid pun tercatat di beberapa organisasai Mahasiswa (intra dan ekstra kampus) serta beberapa organisasi kemasyarakatan di antaranya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STISIP Tasikmalaya.

“Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) STISIP Tasikmalaya, Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial Politik Indonesia (ILMISPI) provinsi jawa barat, Persatuan Mahasiswa Tasikmalaya (PERMATA) Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII), DPD KNPI, GP Ansor, Forum Paseh Bersatu, Solidaritas Pemuda Tunas Tasikmalaya (SIPATUTAT),” katanya.

Ia juga pernah tercatat di Banteng Muda Indonesia (BMI), Badan Pendidikan dan Pelatihan Cabang (BADIKLATCAB) PDI Perjuangan dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), “Pengalaman ini merupakan modal kuat untuk ikut dalam kontestasi politik pemilu legislatif tahun 2019,” pungkasnya. asron

Berita Terkait