Dalam Peringatan Harganas XXVI, Bupati Sampaikan akan Kembali Galakan Gerakan 1821

Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto | dok

Kabupaten, Wartatasik.com – Guna meningkatkan suasana kehangatan dan kebersamaan antar keluarga, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya akan menggalakkan Gerakan 1821.

Hal itu diucapkan Bupati Tasikmalaya H. Ade Sugianto S.IP saat sambutan upacara Harganas XXVI Tahun 2019 di halaman Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Senin (01/07/2019).

Kata Ade, dalam momentum Harganas XXVI tahun 2019 akan yang digalakkan Gerakan Kembali ke Meja Makan dan Gerakan, tidak melihat media sosial dan TV pada pukul 18.00-21.00 atau Gerakan 1821.

Ade menegaskan, perhatian pemerintah terhadap keluarga sangat besar karena kondisi keluarga saat ini akan berpengaruh terhadap kondisi bangsa di masa yang akan datang.

“Berbicara bangsa tidak bisa kita berbicara lepas dari pada keluarga-keluarga. Kualitas bangsa adalah kualitas keluarga, sehingga kualitas keluarga, hubungan harmonis dan hubungan sosial lain yang diantara keluarga ini akan menjadi titik solak bagaimana bangsa ini terbangun, bagaimana sosial bangsa ini terbangun dengan baik,” katanya.

Dewasa ini, besar sekali pengaruh media dalam kehidupan individu, sehingga orang lebih asyik dengan gawainya ketimbang dengan sekitarnya, bahkan kadang-kadang dengan lingkungannya.

“Dengan kepercayaannya dengan agamanya orang dengan dirinyapun kadang-kadang sudah lupa. Hal ini berbahaya sekali sebab manusia secara umum sebagai makhluk sosial sudah lebih kepada individu,” tegasnya.

Ade menilai dengan pesatnya perkembangan teknologi akan semakin membuat masyarakat menjadi individualis. Maka dari itu, untuk meminimalisir hal tersebut digalakkanlah Gerakan 1821.

Katanya lagi bangsa Indonesia dikenal lebih ramah kepada lingkungan, yang lebih suka bergotong royong. Dirinya mengaku khawatir lama-lama dengan pola hidup seperti ini maka kebersamaan, keberadaan hubungan sosial kita, gotong royong akan semakin hilang.

“Maka hilanglah bangsa Indonesia ini. Dan ketika bangsa ini sudan hilang, kita hanya manusia biasa yang bukan merupakan satu kesatuan, yang bukan merupakan sebuah bangsa,” ujarnya. Wan K.

Berita Terkait