Wujudkan Desa Tangguh, KKN PMD Unram Melakukan Sosialisasi Kebencanaan Gandeng PMI Provinsi

Ket. Foto: Nampak Bapak Eko Pradjoko ST.,M.Eng.,Ph.D. Dosen Pembimbing Lapangan sekaligus Pemateri tengah memaparkan materi kebencanaan | dokpri

Mewujudkan Desa Tangguh Bencana KKN PMD Unram Melakukan Sosialisasi Kebencanaan Gandeng PMI Provinsi di Desa Dadap Sambelia.

Referensi – Desa Dadap Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur merupakan desa di dataran rendah dan berada di daerah pesisir pantai. Keadaan topografi ini menjadikan Desa Dadap seringkali mendapat banjir kiriman oleh daerah sekitarnya.

Pasalnya penebangan pohon mengakibatkan air melaju tidak tertahan tanah ke pemukiman warga. Seperti dilaporkan oleh Nova (2017, 21 Feb) dalam artikelnya yang berjudul “Penebangan Pohon Untuk HTI Sebabkan Banjir” mengatakan bahwa banjir bandang disebabkan karena tidak tertampungnya aliran permukaan  yakni air yang mengalir dipermukaan tanah oleh sungai dan saluran air lainnya.

Tidak tertampungnya air hujan diakibatkan minimnya ketersediaan tanaman tegakan kayu serta tanaman penutup tanah sehingga air tidak dapat terserap dengan baik. Mengantisipasi bahaya tersebut dan bahaya lainnya yang bisa kapan saja terjadi, KKN PMD Unraam Desa Dadap berinisiatif melaksanakan Sosialisasi Kebencanaan Desa Tangguh Bencana.

Sosialisasi ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Dadap selama dua kali. Hari pertama kegiatan dilaksanakan pada Jumat, 26 Januari 2024 dihadiri oleh 38 peserta diantaranya kepala desa, kepala dusun, karang taruna, POKDARWIS, warga Desa Dadap, serta siswa SMP Seatap Negeri 1 Dadap.

Nampak, para peserta sangat antusias dalam mengikuti materi yang di sampaikan oleh Bapak Eko Pradjoko ST.,M.Eng.,Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Lapangan sekaligus pemateri di hari tersebut. Beliau menyampaikan materi mengenai macam-macam bahaya dan usaha penanganannya.

“Bahaya yang disebabkan oleh bencana ditinjau parah tidaknya tergantung pada kerentanan. Kerentanan yang dimaksud bisa berupa wilayah tersebut dan kesiapan masyarakat dalam menangani bencana.” papar beliau sembari memberikan contoh gambar batu besar yang menggelinding.

Kondisi tanah pada batu merupakan yang dimaksud kerentanan. “Jika batu yang menggelinding ditanah yang curam lebih miring, maka resiko bahaya lebih tinggi, sehingga masyarakat perlu lebih siaga sebagai bentuk ketanggapan terhadap bencana,” lanjut beliau.

Sehingga untuk mengurangi resiko bahaya dan kesiapan masyarakat terhadap bencana yang kapan saja bisa terjadi penting untuk dibuatkan tim satgas untuk mengurangi kerentanan terhadap bahaya tersebut.

Pada hari kedua Kamis, 1 Februari 2024 dilakukan sosialisasi kedua melanjutkan sosialisasi di hari Jum,at. Pemateri yang melanjutkan adalah Bapak Agus Amri anggota PMI Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sosialisasi kedua ini dihadiri oleh 47 peserta diantaranya kepala desa, kepala dusun, warga desa dadap, dan siswa SMP Seatap Negeri 1 Dadap.

Selain penyampaian materi, di akhir acara dilakukan pembagian bibit secara gratis. Bapak Agus Amri menyampaikan materi mengenai mitigasi bencana serta cara dari praktik penolongannya, “Satgas yang tangguh adalah orang-orang yang paham menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum berani menyelamatkan orang lain.

” Beliau juga mengingatkan bahwa penting untuk mengevakuasi korban tidak sembarangan dan sasuai prosedur. Hal tersebut untuk menghindari keadaan korban yang semakin parah.  Jika kita salah dalam mengevakuasi, mohon maaf kita bisa disebut sebagai pembunuh. Jadi saat evakuasi jangan coba-coba untuk sendiri, panggilah minimal 2 teman lainnya” tegas beliau.

Para peserta sangat bersemangat mengikuti arahan beliau dalam memberikan contoh mitigasi yang baik. Beliau juga mengarahkan bahwa pembentukan satgas sangatlah penting bagi desa. Beliau mencontohkan dengan 3 kelompok yang sedang melakukan evakuasi.

Ket. foto: Praktik penjelasan evakuasi dan foto bersama pemateri dengan peserta | dokpri

Cenderung kelompok 2 dan 3 mengadopsi dan mengembangkan cara evakuasi kelompok 1. Bapak Agus Amri menekankan bahwa begitu pula satgas pertama yang akan di bentuk di Desa. “Awalnya memang akan canggung dan mungkin akan kurang maksimal dalam melakukan program-program kebencanaan, tapi kelompok selanjutnya akan terus belajar,” Ucap bapak agus.

Sosialisasi ini disambut baik oleh masyarakat dan harapannya kegiatan ini menjadi penggerak untuk terbentuknya satgas bencana di desa dadap. “Kami berharap kedepannya desa dadap dibentuk tim satgas untuk menangani bencana. Karena memang di desa ini saja yang masih belum ada tim satgasnya.” Ungkap bapak Busrin.

Mahasiwa KKN PMD Unram juga berharap dengan dilaksanakannya program kerja sosialisasi ini menjadikan masyarakat lebih siap menghadapi bencana yang kapan saja bisa terjadi. Melalui sosialisasi ini menjadi penggerak awal terbentuknya satgas agar keamanan dan kenyamanan desa dapat dijaga dengan baik.**

Sumber yang di kutip: https://kpshk.org/penebangan-pohon-untuk-hti-sebabkan-banjir/

Penulis: Karolina Dori Oktorani (Mahasiswi Universitas Mataram)

Berita Terkait