Ajang Pemersatu, Yayasan Sunda Ngahiji Rayakan Milangkala ke-5 dengan Sejumlah Rangkaian Acara

Ajang Pemersatu, Yayasan Sunda Ngahiji Rayakan Milangkala ke-10 dengan Sejumlah Rangkaian Acara | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Perayaan milangkala Yayasan Sunda Ngahiji ke-5 dengan disertai beberapa rangkaian acara diantarnya Mapag Ketua Umum, dua Rajah Lawang Sewu, ngageutrakeun cai, seni jaipong, seni karinding seni calung senilais, debus, pencak silat serta kuda lumping yang bertempat di Situ Cibeureum Kota Tasikmalaya berlangsung meriah, Kamis (10/11/2022).

Nampak hadir beberapa tamu undangan dari berbagai komunitas Sunda, Budayawan, bahkan dayak asli yang secara kebetulan diberikan surprise di hari yang sama merayakan hari ulang tahun nya bersamaan, serta beberapa tamu undangan lainnya ikut memeriahkan.

Ketua umum Yayasan Sunda Ngahiji Kang Kayat Hidayat mengatakan pada milangkala Yayasan Sunda Ngahiji ke-5 selain acara harlah juga sebagai ajang silaturahmi dengan elemen Kasundaan.

“Saya sangat prihatin dengan situasi seperti sekarang, dimana budaya masyarakat sunda hampir punah, ditanah dan rumpunnya sendiri dengan acara seperti ini  saya berharap kedepannya akan menghidupkan kembali budaya Sunda di Jawa Barat” ujar Kayat.

Sementara, Budayawan Sunda asli Tasik Abah Anton Charliyan mengatakan bahwa Yayasan Sunda Ngahiji yang diketuai Kayat dan dan H. Elvan bisa menjadikan forum silaturahmi para budayawan dan pelestari adat budaya sunda.

“Saya sebagai pribadi merasa terharu bahwa kegiatan budaya Sunda semakin banyak, pertanda kebangkitan budaya Sunda di Nusantara karena semangat inilah yang akan bisa mempertahankan dan menjaga tanah air,” ungkap Abah Anton didampingi oleh H Elvan.

Ia mengatakan, dengan kebangkitan para budayawan dan para penggiat budaya menjadi satu ikatan untuk memperkokoh rasa kesatuan khususnya di Jawa Barat umumnya di Nusantara, “Salasatunya adalah kegiatan seperti ini,” katanya.

Karena sebetulnya, lanjutnya, budaya Sunda adalah awal peradaban di Jawa ataupun manusia menurut versi Sunda dengan adanya Gunung Padang menandakan bahwa peradaban tertua ada di Sunda.

“Semoga para budayawan saling bersatu, tetapi dan harusnya kita menjadi cikal bakal untuk menjadi pusat budaya dunia,” tandas Abah.

Ditempat yang sama Kepala UPTD PSDA WS Ciwulan – Cilaki H. Elvan Robiyana, ST, MSi, MPSDA yang juga selaku dewan pembina Yayasan Sunda Ngahiji mengatakan bahwa Sunda ngahiji sebenarnya mempererat tapi silaturhami semua manusia yang tentunya memelihara alamnya disatupadukan dengan program-program misi Jawa Barat.

“Dengan milangkala dapat mengingat kembali Sunda ngahiji ini menyeluruh berlakunya kepada seluruh umat manusia, kita yang sudah lama punya karuhun atau sesepuh dan nilai-nilai yang mempererat silaturahmi juga meningkatkan rasa nasionalisme dari rasa persatuan bangsa Indonesia,” ungkapnya

Dengan adanya kegiatan ini lanjut Ia, seluruh kultur budaya di Nusantara bersatu dalam satu persepsi, menyatukan visi dan misi untuk membangun Jawa Barat lebih maju serta Indonesia lebih maju kedepan.

“Untuk generasi muda dengan hal ini mengingat kembali bahwa kita memiliki suatu nilai budaya yang lugung dan sangat lama, ini berarti harus kita jaga kelestariannya selain mengandung nilai untuk kebangsaan juga nilai untuk wawasan lingkungan,” katanya.

Disinggung terkait penebaran ikan mas di acara milangkala tersebut, itu merupakan simbolis, “Bukti bahwa kita menjaga ekosistem alam selain dari alam situ airnya, juga menjaga kelestarian dari ekosistem ikan,” ucapnya.

“Dan ini pun menjadi rangkaian dari kegiatan milangkala Sunda Ngahiji dan inspirasi sendiri dari saya pribadi untuk digabungkan dalam penebaran benih ikan mas yang berjumlah 120 ribu benih ikanya yang akan di sebar di sejumlah situ,” pungkasnya. Sus.

Berita Terkait