Kelompok 48 KKNT Gelar Sosialisasi TTG Budidaya Maggot BSF sebagai Pengurai Sampah

Foto: dokpri

Referensi – Dalam rangka mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan sehat, Mahasiswa Kelompok 48 KKNT-MBKM UPN “Veteran” Jawa Timur melaksanakan salah satu program kerja terkait TTG (Teknologi Tepat Guna) berupa budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) di Balai Desa Dringu,pada Jum’at 9 Juni 2023.

Dalam acara sosialisasi TTG Budidaya Maggot BSF dihadiri oleh Kepala Desa Dringu dan perangkat desa beserta jajaranya.

Pada acara tersebut, Mahasiswa Kelompok 48 KKNT-MBKM berkesempatan untuk menunjukkan hasil budidaya Maggot yang telah dilakukan selama beberapa minggu beserta model tempat yang digunakan untuk memelihara Maggot BSF.

Selain itu, mahasiswa juga menjelaskan terkait siklus Maggot BSF, tujuan, dan manfaat dari memelihara Maggot BSF.

Tujuan pembuatan TTG Maggot BSF sendiri dilatarbelakangi dari suatu permasalahan yang terjadi pada masyarakat sekitar, yakni belum adanya tempat pembuangan sampah.

Oleh karena itu, Kelompok 48 KKNT-MBKM memberikan sebuah solusi dan inovasi berupa TTG Maggot BSF. Maggot sendiri merupakan larva lalat dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF).

Lalat jenis ini berbeda dengan lalat yang dianggap sebagai hama oleh masyarakat, karena lalat BSF bukanlah lalat yang menyebabkan penyakit sehingga budidaya Maggot BSF ini aman untuk dilakukan.

Siklus hidup lalat BSF hanya berlangsung selama 6 minggu yang meliputi Fase Telur, Fase Larva, Fase Pupa, dan Lalat Dewasa. Pada budidaya Maggot BSF media yang digunakan untuk tempat hidup harus mengandung nutrien yang cukup, karena media penting bagi kualitas maggot itu sendiri.

Media yang dimaksud tersebut yaitu dedak. TTG Budidaya Manggot BSF ini digunakan sebagai pengurai sampah organik rumah tangga. Dengan adanya Maggot BSF, masyarakat desa bisa membuang sisa makanan atau sampah organik ke Maggot tersebut, karena Maggot dapat menguraikan sampah organik sebagai makanannya.

Selain itu, larva Maggot BSF juga bisa digunakan sebagai pakan ternak baik unggas maupun ikan, sebab Maggot BSF mempunyai kandungan protein yang tinggi.

 

Dengan demikian, adanya sosialisasi Budidaya TTG Maggot kepada masyarakat Desa Dringu diharapkan mampu menjadi contoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebab Maggot BSF yang digunakan sebagai pengurai sampah organik dapat meminimalisir adanya sampah organik dan menjadikan lingkungan desa yang sehat dan bersih. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan desa yang bersih dan sehat sebagai salah satu upaya dari pencegahan stunting.**

Penulis: Mahasiswa Kelompok 48 KKNT-MBKM
UPN “Veteran” Jawa Timur

Berita Terkait