Polemik ‘Keranda’ di Karnaval TOF, Hadian: Berbudaya itu Harus Santun

Peserta menggotong keranda mayat berbalutkan kain hitam dihelaran TOF 2019 kemarin ini menarik perhatian masyarakat atau pengunjung disekitar area | dok.netizen

Kota, Wartatasik.com – Polemik kreasi Keranda Mayat bertuliskan ‘bersihkan kota santri dari korupsi’ menyita perhatian publik.

Pasalnya, ditengah antusias kemeriahan karnaval gebyar payung geulis dengan beragam kreasi fashion dan Jampana.

Tiba tiba tampil kreasi keranda bertuliskan minor, tak ayal aksi nyeleneh tersebut langsung diamankan pihak keamanan Tasikmalaya Oktober Festival (TOF).

Menyikapi itu Kepala Disporabudpar Kota Tasikmalaya Hadian mengatakan, terkait sekelompok mahasiswa yang tiba tiba bergabung di gebyar karnaval TOF tidak serta merta lolos begitu saja.

Karena lanjutnya, pihak keamanan dan seluruh intansi yang berkaitan demo sudah ditangani.

Klik berita terkait >>> ‘Penjegalan’ Karnaval Keranda, Tatang: Gerakan Nyeleneh Akumulasi Soal Hukum di Kota Tasik

Hadian Kepala Disporabudpar Kota Tasikmalaya | Dokpri Wartatasik.com

“Kesiapan dari pihak keamanan, (aksi keranda, red) bisa ditindak lanjuti dengan bagus dan acara terus berjalan dan masyarakat pun tidak terganggu,” ungkapnya, Rabu (16/10/2019).

Hadian tak menyoalkan terhadap bentuk ekspresi mahasiswa, namun ia menuturkan, kalau misalnya mau berdemo harus ada izin dulu dan harus pas tempat waktu.

Adapun terkait kreatifias pendemo, Hadian menyebut yang namanya berbudaya itu yang santun dan boleh menjadi peserta tapi harus daftar duku itupun harus dengan tema sesuai SOP serta seperti apa sinopsisnya.

“Ini datang dengan tiba tiba, akan tetapi masyarakat pun bisa  menilai lah dan untuk helaran TOF sama sekali tidak terganggu dengan permasalahan seperti itu,” pungkasnya. Suslia.

Berita Terkait