Berlangsung Minimalis, Sendratasik UMTAS Launching Album Dengung Galunggung

Kru Metthasa | Ist

Kota, Wartatasik.comManajemen Pertunjukan 2017 yang bertajuk Mettasha menggelar acara dengan konsep launching album yang dibawakan salah satu music kolaborasi dibawah naungan program studi  Seni Drama Tari dan  Musik (Sendratasik) Universitas Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, Senin (24/08/2020).

Acara yang bertempat di Gedung Kesenian Dadaha Kota Tasikmalaya itu sendiri berlangsung dengan memperhatikan peraturan dan protokol kesehatan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan salah satu tugas mata kuliah Management Pertunjukan dengan tema growing.

Beberapa Kru dan personil Dengung Galunggung yang terlibat dalam Mettasha (promotor), Deden Setiaji, M.Pd., (composer), Aji Setyaji (lyric, mixing and mastering), Nova Permatasari, Titin Parida, Eizvi Ayazi (vocal), Tuti Triani, Siti Maria Ulfah (backing vocal), Ikhsan Tri Julian (perkusi), Chandra Noor Fauzi (Kendang), Alfin Nurul Azmi (kecapi), Juansyah(Suling), Gilang Dwi Gandara (Gitar), Helda Safaat (Bass), Deden Setiaji, M.Pd., Hutman Abdilah, Ledi Lestaluhu, Yuda (Biola) dan Muhammad Faisal Ramadhan (Viola).

Pada tahun 2020 ini, Dengung Galunggung berencana telah launching satu buah album yang berjudul “Growing”. Album Dengung Galunggung yang berjudul “Growing” ini merupakan album kedua yang dibuat oleh Dengung Galunggung.

Setelah sebelumnya sukses dengan Album pertamanya yaitu Giant Step” yang diselenggarakan pada tahun 2018. Dalam album kali ini, tema atau konsep yang diangkat sedikit berbeda dengan tema sebelumnya. Jika di album sebelumnya, lagu yang dibawakan lebih menggunakan kekuatan tempo, lagu yang dibawakan pada album “Growing” ini lebih menekankan kepada kekuatan lirik dan bunyi. Jadi, lagu yang ditampilkan lebih kepada bunyi-bunyi yang simple namun bermakna

Konser yang sekarang dibawakan dengan kemasan minimalis, maksudnya personil dibuat lebih sedikit dan lebih banyak menggunakan akustik, agar lebih mudah untuk dibawakan. Adapun lagu dan sinopsis lagu yang berhasil dibawakan pada acara launching dalam album ini yaitu :

  1. Bingung Mulang

Tidak ada yang tiba tiba , sekolah tutup, isolasi, karantina, dirumahkan, phk, di kurung di jemur sementara burung buung dengan kepak sayapnya mendelik kau merasakan juga ? kemerdekaan itu menemukan batasan .. dan kita orang yang terburu buru bingung mau pergi atau pulang …… bingung mulang

  1. Bray Caang

Konon katanya tak ada gelap itu yang ada hanya ketiadaan cahaya…mau sembunyi dimana ? Tuhan akan menemukanmu … bray caang karena kita adalah cahaya … kita bisa menerangi apa yang ada disekitar kita …

  1. Lugay

Lagu Lugay berasal dari bahasa sunda yang berarti bangkit. Kenapa harus menghitung airmata kau akan lelah, hitunglah hidupmu dengan senyum dan semesta akan mendukungmu untuk bangkit ..taka da yang mustahil sampai smuanya nyata..

  1. Sadaya Puja

Damai tentram bahagia itulah rasa yang didapat  saaat kita tak selalu mendapatkan apa yang di sukai , tapi menyukai apa yang di dapatkan .bersyukur itu kuncinya … selalu Alhamdulillah apapun yang terjadi

  1. Salawasna

Nada nada Alfin Nurul Azmi. Lagu ini memiliki karakteristik yang sangat mudah dihapalkan, Disini komposer kemudian mengaransemen ulang  .

Sebuah kefanaan harus tetap dip[elihara untuk membuat kita yakin dengan sadar bahwa kita terbatas… taka da yang benar benar lama  tak a da yang bnar benar abadi selain milikNYA

  1. Cidra

Cidra  kita manusia yang terlanjur hidup  harus mempersiapkan beratus kantung untuk menampung air mata untuk sedih dan haru karena kadang  kita terbuat dari sakit hati hati dan janji yang teringkari.. bernafaslah saat menangis niscaya kau akan menghirup udara dengan berat.

Suasana launching album Growing dalam Dengung Galunggung di Gedung Kesenian, Senin 924/08/2020) | Jajat

Dikatakan Panitia Penyelenggara Rizka Pajrin, tujuan adanya pageleran launching Dengung Galunggung ini para masyarakat di Tasikmalaya diharapkan selalu mencintai budaya dan seni yang ada di Tasikmalaya terutama musik kolaborasi.

“Dan menjadi motivasi bagi kami agar selalu berkarya lebih baik dan terus mengembangkan bakat dan potensi berseni budaya seperti saat ini,” katanya.

Ditempat yang sama, Dosen Umtas Budi Darma, M.Sn mengatakan semoga kegiatan ini menjadi obat penawar yang berbeda di masa masa pandemik, untuk konsep gagasan dan semua yang mengaplikasikannya mahasiswa.

“Kami hanya men-trigger bagaimana mereka mewujudkan konsep yang mereka tawarkan ke dosennya, sehingga ini adalah konsep dari kawan-kawan  yang banyak mengambil growing dalam masa pandemi, sehingga ada beberapa pertumbuhan  dimasa reruntuhan, terpuruk,  kita masih bisa hidup dan punya harapan,” ucap Budi.

Dengung Galunggung sendiri didirikan tahun 2015 oleh salah satu Dosen Program Studi Sendratasik  di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yaitu Deden Setiaji, M.Pd yang termotivasi dari pengembangan minat dan bakat mahasiswa Program Studi Sendratasik UMTAS.

Menurut Pencipta Lagu Deden, Dengung Galunggung dibentuk dengan tujuan mempersatukan serta memadupadankan musik tradisional dan musik populer dengan garapan-garapan baru.

Karena dewasa ini katanya, minat terhadap musik tradisional mulai menurun. Banyak khalayak muda yang apabila disajikan musik tradisional mereka cenderung merasa bosan dan kurang memahami apa isi syair yang dibawakan oleh penyanyinya.

Sebaliknya tambah tutur Deden, minat terhadap musik populer semakin meningkat. Banyak khalayak muda yang ketika disajikan musik tersebut mereka merasa lebih bersemangat dan lebih bisa memahami makna yang tersirat dari penyajian seni musik.

“Dengan demikian, musik yang disajikan Dengung Galunggung bertujuan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan minat khalayak umum (khususnya khalayak muda) tentang seni musik tradisional/karawitan maupun seni musik populer yang tidak akan punah begitu saja,” ucapnya.

Deden menambahkan, lagu lagu dalam album Growing ini sudah disebar melalui sosmed baik itu ke youtube, dan rencannya ke platfom-platfom digital seperti Joox, dan  Spotify. Jajat

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait