Wali Kota: Dibentuknya APPI Jadi Kekuatan Baru Memajukan UMKM di Kota Tasikmalaya

Wali Kota H. Budi Budiman beserta Sekretaris Dirjen IKM Kementrian Perindag RI, Sekertaris Dinas Perindustrian Jabar, Ketua APPI (Asosiasi Penyuluh Perindag Seluruh Indonesia) Jawa Barat, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindag Kota Tasikmalaya | Redi

Kota, Wartatasik.com Wali Kota Tasikmalaya H. Budi Budiman membuka kegiatan Lokakarya Asosiasi Penyuluh Perindustrian Perdagangan Seluruh Indonesia (APPI) Jawa Barat di Ruang Rapat Wali kota, Kamis (01/10/18).

Nampak hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Dirjen IKM Kementrian Perindag RI, Sekertaris Dinas Perindustrian Jabar, Ketua APPI (Asosiasi Penyuluh Perindag Seluruh Indonesia) Jawa Barat, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindag Kota Tasikmalaya, serta para Narasumber kegiatan Lokakarya

Dalam sambutannya Wali kota mengatakan dalam rangka membentuk penyuluh Perindag tingkat Jawa barat, atas nama Pemerintah Kota Tasikmalaya sangat mengapresiasi serta berharap dengan dibentuknya APPI menjadi kekuatan baru dalam memajukan UMKM di kota santri ini.

“Di Kota Tasikmalaya sendiri terdapat 12 tenaga fungsional penyuluh Perindustrian dan Perdagangan relatif paling banyak dibanding Kota/Kabupaten lain di Jawa barat,” ujarnya.

Diterangkan Budi, Pejabat fungsional penyuluh tersebut dilantik khusus untuk memperlihatkan profesionalisme dalam bidang Perindag, sehingga diharapkan bisa membantu memajukan UMKM.

Apalagi, tambahnya, tuntutan era globalisasi, era milenial, serta perdagangan bebas atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) industri dan perdagangan menjadi kekuatan ekonomi terbesar sehingga perlu suport khususnya dalam pembinaan “Kota Tasikmalaya terdapat banyak sentra UMKM, mulai Bordir, Payung Geulis, Mendong, Kelom Geulis dan lainnya,” katanya.

Dalam menghadapi MEA, lanjut Ia, standarisasi produk UMKM harus terstandar, ditambah penguatan daya saing produk UMKM harus terus ditingkatkan karena jika berhasil akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Namun terang Wali Kota, kelemahan UMKM adalah di design sehingga perlu pembinaan, serta pemanfaatan teknologi harus tersosialisasikan, ”Mungkin baru 10 persen UMKM yang menguasai teknologi,” terangnya.

Adapun, lanjut Budi, kendala- kendala yang menghambat daya saing produk UMKM agar diminamilisir seperti aturan aturan yang menghambat UMKM agar dikordinasikan dan di dikurangi.

“saya berharap tenaga penyuluh harus masuk menjembatani semua yang menjadi kendala, penghambat serta inovasi dalam Industri Perdagangan,“ harapnya. Redi

Berita Terkait