Dalam Refleksi dan Evaluasi, Bawaslu Soroti Politik Uang

Refleksi dan evaluasi Bawaslu bersama mahasiswa ini sebagai potret pemilu kemarin | Suslia

Kota, Wartatasik.com – Refleksi dan evaluasi pengawasan pemilu partisipasif bersama mahasiswa digelar oleh Bawaslu Kota Tasikmalaya di Balroom Hotel Grand Metro, Selasa (23/12/2019).

Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya Ijang Jamaludin mengatakan, acaranya tersebut bertujuan untuk menyerap aspirasi mahasiswa terkait tentang pengawasan pemilu khususnya di Kota Tasikmalaya.

Selain itu lanjut Ijang, juga merupakan proses evaluasi nasional termasuk Jawa Barat kota dan kabupaten terkait tentang kualitas pemilu yang lalu.

“Untuk meningkatkan kualitas pemilu, Bawaslu mendorong kesadaran masyarakat terkait tentang laporan laporan yang diduga terdapat kasus money politics dan lainnya,” ucap Ijang disela acara.

Menurut Ijang, yang perlu dievaluasi oleh Bawaslu adalah tentang kesadaran masyarakat terkait money politics untuk melaporkan kepada Bawaslu jika terdapat kasus kasus seperti itu ditengah masyarakat.

Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya | Suslia

Terkait si pelapor tadi, pihak Bawaslu pun melindungi secara keseluruhan terhadap si pelapor,” tegasnya.

Ditempat sama Koordinator Divisi Hukum Data dan Informasi Bawaslu Jabar Yusuf Kurnia menuturkan, refleksi evaluasi ini adalah potret pemilu 2019 yang menyisakan terjadinya konflik karena perbedaan pilihan diantara masyarakat.

Dijelaskan Yusuf, Bawaslu punya Pekerjaan Rumah (PR) bahwa perbedaan pilihan diantara masyarakat seakan menjadi tabu, Bawaslu disini harus memberikan pemahaman dan penguatan kepada masyarakat karena belum terbangun kultur demokrasi yang sehat serta matang.

“Maka dalam segmen ini, Bawaslu harus bersinergi dengan simpul simpul mahasiswa untuk membangun budaya demokrasi yang lebih sehat agar mengerti bahwa perbedaan pilihan adalah sesuatu yang alamiah,” paparnya.

Yusuf menyebut, salah satu kasus yang terbanyak dari pemilu 2019 dan pelanggaran terbanyak yakni masih soal politik uang dalam berbagai bentuk.

Artinya kata ia, hal itu menjadi PR Bawaslu adalah bagaimana meminimalisir pemilih transaksional menuju pemilih yang rasional karena pemilih itu merekam jejak kandidat.

“Supaya (masyarakat) memilih pemimpin yang baik dan teruji dan keberpihakan pada kepentingan publik,” tandasnya. Suslia

Berita Terkait