Menumbuhkan Kesadaran Kaum Muda di Era Milenial dalam Ekonomi Syariah untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Ilustrasi ekonomi syariah | Net

Menumbuhkan Kesadaran Kaum Muda di Era Milenial dalam Ekonomi Syariah untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Referensi, Wartatasik.com – Negara RI merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar didunia. Bahkan penduduknya pun mayoritas berada diusia produktif termasuk generasi milenial didalamnya. Oleh karena itu jika potensi ini didorong dan masuk kedalam ekonomi syariah maka Indonesia bisa menjadi Negara basis industri halal.

Pemerintah pun ikut mendorong generasi milenial menjadi pelaku ekonomi syariah, misalnya menjadi pengusaha atau entrepreneur yang membidik sektor-sektor industri halal mulai dari fashion muslim, makanan, hingga jasa.

Di era milenial, sistem ekonomi islam dipercayakan dapat mampu mengatasi masalah-masalah ekonomi ditanah air. Ada strategi yang dapat mendukung peran, prospek, dan perubahan sistem ekonomi konvensional menuju sistem ekonomi syariah. Strateginya adalah dengan melakukan perubahan-perubahan dalam sistem ekonomi disesuaikan dengan sistem syariah.

Dilansir dari kompas.com Bambang menyampaikan, pentingnya mengoptimalkan gaya hidup halal untuk mendorong perekonomian syariah. Mengingat, jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, tentu menjadi peluang yang sangat besar untuk mengembangkan industri halal.

Di sisi lain, negara-negara lain juga sudah melihat betapa besarnya potensi dari industri halal ini. “Kita penting untuk optimalkan pertumbuhan gaya hidup halal. Teknologi juga harus diterapkan untuk percepat pengoperasian proses industri ini jadi lebih efisien,” pungkasnya.

Selain di sektor makanan dan fesyen, industri halal juga bisa bergerak di bidang pariwisata. Selama ini, sektor pariwisata berbasis syariah masih sangat minim. Padahal, mayoritas penduduk Indonesia merupakan Muslim.

Karena itu, pemerintah bersama dengan pemerintah daerah terus mendorong pengembangan wisata halal. “Pertumbuhan industri halal ini harus fokus ke pariwisata, ini tentu bisa melayani berbagai macam konsumen atau wisata halal busana dan makanan ini mampu ciptakan lapangan kerja kesejahteraan dan fungsi naikkan konsumen,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama Gubernur BI Perry Warjiyo menerangkan populasi Indonesia yang mayoritas beragama Islam menjadi salah satu kekuatan untuk mendorong industri halal ke kancah global. Permintaan untuk industri halal tidak hanya datang dari negara dengan penduduk muslim tetapi juga bisa dari negara-negara lainnya.

Klik berita terkait >>> Permasalahan Harta Didalam Ajaran Islam

“Ini tren bagaimana bisa membentuk model bisnis secara ekonomi dan keuangan. Ini sudah menjadi alternatif dari sistem atau sumber modal bisnis ekonomi dan keuangan lainnya. Banyak manfaat nggak hanya umat Muslim saja tapi umat lain dan semua manusia di bumi,” jelas dia

Di Indonesia, fenomena untuk menggunakan produk halal terjadi di berbagai segmen mulai dari makanan minuman, fesyen, hingga produk kecantikan. Kesempatan ini, yang menurut Perry, harus bisa dimanfaatkan demi menggaungkan ekonomi dan keuangan syariah.

Data The State of the Global Islamic Economy Report 2018-2019 menunjukkan besaran pengeluaran makanan dan gaya hidup halal dunia di 2017 mencapai 2,1 triliun dolar AS dan diperkirakan akan terus tumbuh mencapai 3 triliun dolar AS pada 2023.Faktor utama pertumbuhan tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk Muslim dunia yang mencapai 1,84 miliar jiwa di 2017 dan akan terus meningkat hingga 27,5 persen dari total populasi dunia di 2023.

Peningkatan ini berdampak pada permintaan produk dan jasa halal yang terdiri dari makanan halal, pariwisata halal, fesyen muslim, rekreasi dan halal travel, serta farmasi dan kosmetik halal.

Ia meyakinkan bahwa pemerintah Indonesia akan mendorong pengembangan ekonomi syaroah dengan beberapa langkah kongkrit. Mulai dari sertifikasi halal, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, memastikan infrastruktur, dukungan teknologi informasi dan regulasi yang bertaraf internasional, membangun jaringan platform, memperkuat integrasi paket wisata, meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap produk halal, melindungi hak cipta, dan menginisiasi inovasi produk berorientasi ekspor. Sehingga bisa mendapat pengakuan internasional terhadap konten lokal keislaman Indonesia.

Dilansir dari Liputan6.com, Jakarta Generasi muda atau generasi milenial punya peran penting dalam menggerakkan ekonomi Indonesia ke depan. Apalagi, dengan perkembangan dunia digital seperti sekarang ini. Demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menjadi pembicara di hadapan para bloger di kawasan Lippo Mall Kemang, Jakarta, Sabtu (21/10/2017).

“Generasi ini potensial penggerak ekonomi. Kalian adalah pemain, pelaku. Anda bukan penonton. Anda yang memiliki, Anda yang melaksanakan, Anda yang jadi pelaku ekonomi kita,” kata dia.

Platform digital, lanjut Sri Mulyani, menjadi wadah bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam perekonomian. Menurutnya, itu adalah peluang baru yang mesti dimanfaatkan.
“Platform digital dalam kegiatan ekonomi jadi sangat besar. Maka ini a new opportunity.

Contohnya Anda punya produk yang bagus, tapi tidak dekat dengan market physically tidak Jakarta. Anda dapat mendekatkan market dari digital,” jelas dia.
Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, mendukung pengembangan teknologi digital itu melalui pembangunan infrastruktur.

Sebab, kegiatan usaha digital tak akan terwujud dengan baik tanpa adanya infrastruktur. “Anda punya produk bagus di Pulau Samosir tapi kalau tidak bisa didatangkan ke customer di Bandung, Semarang, ya enggak akan pernah bisa ketemu,” sambungnya.
Pemerintah juga membuat program acara yang memperkenalkan industri halal kepada masyarakat khususnya generasi milenial sekaligus pre-launching Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang bernama IIEFest.

Direktur Eksekutif KNKS Ventje Rahardjo menuturkan IIEFest 2019 bertujuan untuk memperkenalkan industri halal kepada masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran untuk menjalankan gaya hidup halal dan potensi manfaatnya terhadap perekonomian Indonesia.

Kegiatan ini terdiri dari bincang-bincang industri digital halal, pariwisata halal, Islamic edutainment, moslem modest fashion, dan pameran industri halal yang diramaikan pelaku industri, regulator, start-up milenial, UMKM, dan masyarakat umum.

Ia menyebutkan KNKS juga akan meluncurkan masterplan ekonomi syariah 2019-2024. Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 akan menjadi jawabab tantangan sekaligus menjadi peta jalan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia sehingga dapat mendukung pengembangan ekonomi nasional.

Selain itu, milenial dianggap cocok karena hidup di era digital. memajukan ekonomi syariah berupa industri halal di Indonesia saat ini harus mengikuti perkembangan jaman.

** Oleh: Astri Simbolon, R. Rama Muamar Rifki, Ferry Irawan, Lesgawati Purwonegoro, M. Mifta Salhindra (Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi)

Berita Terkait