Masih Berusia Muda, Diana Rutin Cuci Darah: Gratis Berkat JKN-KIS

Ketika dirinya divonis gagal ginjal, saat itu pula dirinya teringat dengan kartu JKN-KIS kategori Peserta Bukan Penerima Upah yang setiap bulan dibayarkannya dengan perawatan kelas 2 | Ist.

Kota, Wartatasik.comTidak pernah terbayangkan sama sekali dalam hidup Diana akan terkena sebuah penyakit yang sangat menakutkan. Mojang priangan berusia 31 tahun ini mengaku sangat kaget ketika dirinya divonis menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah. Padahal, dirinya mengaku selalu menjaga kesehatan dengan baik.

“Jujur saja saya tidak pernah menyangka bisa terkena penyakit gagal ginjal. Akibatnya seumur hidup saya harus menjalani cuci darah. Masalahnya saya bukan orang mampu yang bisa bayar biaya cuci darah setiap minggu. Apalagi sekali cuci darah itu bisa keluar biaya lebih dari satu juta,” ujar Diana, Sabtu (11/07/2020).

Diana juga menceritakan kronologis awal mula dirinya rutin cuci darah dengan menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Ketika dirinya divonis gagal ginjal, saat itu pula ia teringat dengan kartu JKN-KIS kategori Peserta Bukan Penerima Upah yang setiap bulan dibayarkannya dengan perawatan kelas 2.

Akhirnya, ia pun mengikuti semua prosedurnya, dan akhirnya sampai saat ini Diana terus melakukan cuci darah tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.

“Saya merasakan sekali JKN-KIS ini benar-benar bermanfaat. Bayangkan saja, berapa banyak biaya yang keluar untuk cuci darah dan itu tidak akan sebanding dengan iuran yang saya bayar,” tambah Diana.

Baca juga:

BPJS Kesehatan Ajak Seluruh Aparatur Desa se-Kabupaten Tasikmalaya Kenalkan Autodebet

Dirinya mengaku tidak masalah dengan prosedurnya karena memang itu dilakukan agar semua orang bisa mendapatkan layanan yang pas. “Yang penting kita ikuti prosedur dan bayar rutin iurannya,” ucapnya lagi.

Menanggapi adanya inovasi berupa kemudahan dalam pelayanan cuci darah, dimana peserta sekarang tinggal menggunakan sidik jari tanpa harus memperbarui rujukan setiap tiga bulan, Diana mengaku sangat senang.

“Saya tidak perlu lagi bolak balik perbarui rujukan ke Puskesmas, jadi bisa menghemat waktu saya. Tinggal baca sidik jari saya sudah bisa cuci darah. Jelas ini sangat menguntungkan dan memudahkan saya,” ujar Diana. Jamkesnews | Redaksi

Berita Terkait