Mahasiswa Psikologi Posko 139 Uin Walisongo Semarang Melakukan KKN Reguler di Rawalumbu Utara Kota Bekasi

Mahasiswa psikologi posko 139 KKN Reguler DR ke 75 UIN Walisongo Semarang mengikuti kegiatan posyandu bersama kader posyandu kemuning RW 009 di Rawalumbu Utara, Kota Bekasi | Ist

Mahasiswa Psikologi Posko 139 Uin Walisongo Semarang Melakukan KKN Reguler DR Ke 75 Bersama Posyandu Kemuning Rw 009 Rawalumbu Utara, Kota Bekasi..”

Bekasi, Wartatasik.comMahasiswa psikologi posko 139 KKN Reguler DR ke 75 UIN Walisongo Semarang mengikuti kegiatan posyandu bersama kader posyandu kemuning RW 009 di Rawalumbu Utara, Kota Bekasi. (15/10/20).

Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.

Di Perumahan Rawalumbu Utara RW 009 Kelurahan Sepanjangjaya Kota Bekasi, pelaksanaan posyandu dilakukan sebulan sekali di minggu kedua dengan sistem swiping.

Kader posyandu mendatangi satu persatu rumah warga yang memiliki balita atau lansia, atau ibu hamil yang ingin melakukan periksa kesehatan seperti asam urat, kolestrol, tensi dan sebagainya.

Walaupun ditengah pandemi Covid-19 pelaksanaan posyandu tetap berjalan dengan adaptasi melalui protokol kesehatan.

Pada pelaksanaan posyandu bulan Oktober, mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah turut serta dalam pelaksanakan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat.

Ia adalah Nadiah Admar, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Program studi Psikologi, Fakultas Psikologi  dan Kesehatan.

“Pelaksanaan KKN ini kami datangi dari rumah ke rumah, khususnya yang memiliki anggota keluarga yang potensi diperiksa kesehatannya. Yakni, balita, Lansia atau bumil untuk diperiksakan kesehatannya,” katanya.

Nadiah mengaku senang atas apresiasi dan respon masyarakat atas kegiatannya tersebut, “Sehingga KKN ini bisa berjalan tanpa ada kendala berarti,” tutupnya.

Sementara, Ibu Erni selaku Ketua Posyandu mengungkapkan tujuan dilaksanakan posyandu adalah supaya para kader tetap bisa memantau tumbuh kembang balita, karena pada umumnya setiap bulan tumbuh kembang anak berbeda-beda baik berat badan maupun tinggi badan sehingga sangat membutuhkan perhatian yang lebih dalam tumbuh kembangnya balita.

“Dan juga para kader dapat  mengetahui perkembangan ibu hamil dan juga kesehatan pada lansia. Dengan dilaksanakannya posyandu secara swiping atau door to door ini membuat para kader posyandu lebih memperhatikan kesehatan anak, ibu hamil dan juga lansia dengan menggunakan protokol kesehatan tentunya,” ucap Erni.

Disinggung tentang kendala dari pelaksanaan posyandu secara swiping, Erni mengatakan itu bergantung pada kesediaan warga setempat yang bersedia atau tidak untuk melakukan posyandu bagi balita, lansia maupun ibu hamil.

“Terdapat beberapa warga saat sebelum terjadi pandemi selalu ikut serta dalam kegiatan posyandu tetapi ketika pandemi terjadi, beberapa warga tidak bersedia untuk membukakan pintu,” tuturnya.

Menurutnya, kadang kalau posyandu dilakukan secara swiping, hal yang memberatkan adalah ketika pihak petugas sudah datang untuk menimbang si balita, namun si balita keadaannya masih tidur, jadi kita harus balik lagi sampai si balita bangun.

“Kepanasan juga sih, capek muter dari RT 001-005 tapi kalau di posyandunya langsung kan enak. Hanya saja kita kan juga takut kalau terlalu ramai, jadi tidak kondusif,” jelasnya.

Terpisah, salah seorang warga berpendapat dan mengapresiasi dengan posyandu sistem swiping, “Mending kerumah gak ribet, kalau posyandu secara langsung terlalu ramai banyak yang datang jadi repot dan merasa lebih aman,” singkatnya. Redaksi

Berita Terkait