Kasus Covid 19 Terus Bertambah, PMII Tuntut Walkot Tasik Buka Data

Kasus Covid 19 terus bertambah, Pemkot Tasikmalaya dituntut buka data | dokpri

Kota, Wartatasik.com – Perkembangan kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid 19) di Kota Tasikmalaya terus bertambah. Terhitung tanggal 18 April 2020 jumlah yang positif saja ada 27 orang.

Lantaran itu, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Tasikmalaya menuntut Wali Kota (Walkot) Tasikmalaya sebagai ketua gugus tugas Covid 19 untuk membuka informasi atau memberi gambaran daerah-daerah mana saja yang terkena virus Corona.

“Dari mulai OTG, ODP, PDP dan yang positif berdasarkan sebaran perkecamatan, tanpa perlu membuka identitas pribadinya. Dengan harapan masyarakat bisa lebih waspada dan benar benar mengikuti imbauan pemerintah,” ujar Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya Pipin Hidayat, Sabtu (18/04/2020).

Selain itu, ia pun meminta kepada Pemkot Tasikmalaya dan Polres Tasikmalaya Kota untuk tidak memberikan/membagikan masker dijalanan, pasar atau tempat keramaian lainnya.

“Sebab hal itu kontradiktif dengan kebijakan untuk beraktivitas di rumah saja, dan kalaupun mau memberikan masker sebaiknya langsung datang ke tiap rumah masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Hukum Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Kota Tasikmalaya Nurjani, SH menyebut, Pandemi Covid-19 secara hukum masuk kategori Bencana Non Alam yang tertuang dalam UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulan Bencana salah satunya mengatur hak dan kewajiban warga masyarakat, serta peranan pelaku usaha.

“Setiap orang berhak mendapatkan perlindungan sosial dan rasa aman dari ancaman bencana, berhak mendapatkan informasi secara tertulis atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana, serta melakukan pengawasan terhadap upaya penanggulangan bencana,” paparnya.

Menurutnya, Pemkot Tasikmalaya jangan hanya mengumumkan sebaran OTG, ODP, PDP dan yang positif berdasarkan angka saja, tetapi harus membuka minimal perkecamatan.

Seperti terang Nurhaji, kecamatan ini angka OTG, ODP, PDP dan positifnya berapa, kecamatan ini berapa, semuanya dibuka. Jadi masyarakat tahu dan akan lebih waspada.

“Kalau hanya angka angka, itu sama saja menakut nakuti masyarakat, ditengah rasa was was masyarakat akan Covid 19, jangan ditambah takut dengan sikap pemkot,” tandasnya. Redi.

Berita Terkait