Sikapi Dugaan Jual Beli Buku Ramadhan, Sekdisdikbud Malah Menyarankan Selesaikan dengan Berbagi

sample buku ramadhan | Red

Kabupaten, Wartatasik.com – Polemik jual beli buku ramadhan di sekolah SMP se-Kab Tasikmalaya sampai saat ini belum usai. Disinyalir banyak pihak diuntungkan dalam proyek tahunan ini. Sebab patut diduga juga ada bagi-bagi untung dari harga yang sudah dimainkan oknum.

Padahal sesuai Permendiknas No 2 tahun 2008 tentang buku, disebutkan dalam pasal 11 bahwa pendidik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah/madrasah, dinas pendidikan, pemerintah daerah, pegawai dinas pendidikan, pemerintah daerah dan/atau koperasi yang beranggotakan pendidik dan/atau tenaga kependidikan di satuan pendidikan, baik secara langsung maupun bekerja sama dengan pihak lain dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer buku kepada peserta didik disatuan pendidikan yang bersangkutan atau kepada satuan pendidikan yang bersangkutan kecuali untuk buku-buku yang hak ciptanya sudah di beli oleh departemen, departemen yang menangani urusan agama dan/ atau pemerintah daerah sebagaimana di maksud dalam pasal 3 ayat (4) dan dinyatakan dapat di perdagangkan sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1).

Klik berita terkait >>> Disdikbud Kab Tasik Tutup Mata, Buku Ramadhan ‘Diperjual-belikan’ Terkesan Dibiarkan?

Menyikapi itu, Sekretaris Dinas (Sekdis) Pendidikan dan Kebudayaan Edy berpendapat, buku ramadhan itu diperlukan sekali untuk memotivasi anak didik dalam melaksanakan kegiatan keagamaan di bulan ramadhan.

Namun ia menyayangkan keberadaan buku tersebut identik ada unsur bisnisnya karena dijual ke murid.

“Mungkin anda juga tahu ada rentetan harga, mulai dari dibuat sampai dijual ke anak. Tapi itu bisa terkendalikan bila kita berbagi dengan yang lain, tidak dimonopoli oleh orang tertentu,” ucapnya saat dimintai komentarnya di aula Disdik lama, Jl Siliwangi kota Tasikmalaya, Jumat (17/05/2019)

Edy pun menyebut, jangan sedikit sedikit ada masalah langsung ke Dinas, padahal akar masalahnya ada dibawah. “Coba selesaikan dengan cara berbagi, toh kita juga mengerti,” paparnya.

Ditempat terpisah, menurut sumber dari salah satu SMP yang minta namanya dirahasiakan mengaku menjual buku ramadhan ke murid dengan harga Rp 6.000 sedangkan setor ke MKKS nya Rp 4.450.

Sementara itu, ketika wartatasik.com mencoba minta klarifikasi MKKS wilayah, pihaknya tidak tahu tentang harga buku ramadhan, “Itu MGMP PAI yang mengelola,” ungkapnya.

Namun ketika berkali-kali dikonfirmasi via telepon, pihak MGMP PAI tidak pernah mengangkat. Redi/Sur

Berita Terkait